KORANNTB.com – Holding BUMN pariwisata InJourney berencana akan menghapus ajang balapan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, Lombok. Itu karena menyebabkan kerugian negara Rp100 miliar. WSBK disebut tidak menarik minat sponsor sehingga beban operasionalnya lebih besar.

Selain itu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) juga disebut menanggung utang 4,6 triliun untuk mengembangkan kawasan Mandalika. Utang tersebut terdiri dari utang jangka pendek Rp1,2 triliun dan jangka panjang Rp3,4 triliun. Utang dan bunga dari perbankan menjadi penyebab kerugian tersebut.

Rencana penghapusan WSBK menuai kritik aktivis pemuda di Lombok Tengah, Lalu Athari Fathullah. Dia menilai wacana tersebut mengaburkan mimpi masyarakat NTB.

“Wacana ITDC dan MGPA untuk menghapus jadwal balapan WSBK di Sirkuit Mandalika seakan-akan mengubur mimpi jutaan masyarakat NTB untuk kemajuan pariwisata,” kata Athari, Sabtu, 17 Juni 2023.

Dalam sebuah bisnis, kata Athar untung rugi itu sebuah hal yang lumrah. Demikianpun sama halnya dengan event balapan WSBK yang dihelat beberapa kali di Sirkuit Mandalika.

Jika ITDC dan MGPA hanya melihat event tersebut dari kacamata untung rugi, tanpa melihat keseluruhan sigma yang dihasilkan, maka Athar menilai sebaiknya ITDC dan MGPA angkat kaki dari tanah Mandalika.

“Jadi, kalau ITDC dan MGPA tidak sanggup menggelar event tersebut saya rasa lebih baik merwka hengkang saja dari KEK Mandalika,” ujar dia.

Dia menilai ada kekeliruan dalam pengelolaan Mandalika oleh ITDC. Untuk melihat sejauh mana dampak atau multipplier effect yang dihasilkan dari event balap motor di Mandalika, tidak hanya dari sisi untung-rugi perusahan.

Athar berpendapat bahwa ITDC dan MGPA kurang inovatif dalam mengemas event di Mandalika. Dan terkesan hanya berpangku tangan.

“Populer atau tidaknya event tersebut, akan tetapi ITDC ini kami lihat tidak kreatif atau yang bersangkutan tidak cerdik untuk menggali efek domino dari setiap event,” katanya.

Bukti ketidakseriusan ITDC dan MGPA, kata Athari dapat dilihat dari kinerja dan fasilitas penunjang yang disiapkan dalam event-event internasional di Mandalika.

“Jadi kami meminta kalau ITDC dan MGPA sudah tidak sanggup lagi, hengkang saja sekalian ketimbang mengubur mimpi dan harapan warga untuk perkembangan pariwisata NTB,” ujarnya.

Mandalika, kata Athari merupakan salah satu Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Seharusnya, pihak pengelola kawasan mesti aktif memutar otak agar bagaimana menghidupkan kawasan tersebut dengan event-event berkelas.

“Kok mereka malah berencana menghapus kalender event yang sudah berjalan, kok enak mereka main hapus bukankah untuk mendaptkan izin sebagai tuan rumah baik itu WSBK atau MotoGP begitu sulit dan banyak daerah atau negara yang juga minat. Ruwet!” kata dia. (red)