KORANNTB.com – Prodi Spesialis Kedokteran Kelautan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) menjadi satu-satunya perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang memiliki jurusan tersebut.

Langkah pendirian, dipicu posisi Indonesia yang masuk sebagai negara maritim yang sebagian besar wilayahnya merupakan lautan.

Selain itu, hal itu selaras dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Tentunya, dengan negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Yakni, dengan angka sekitar 65 persen adalah lautan dan sisanya adalah daratan. Maka, harusnya  potensi itu yang kita  perkuat. Salah satunya dengan keberadaan  dokter spesialis di Indonesia,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Unram, Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp. THT – KL (K)., M.Kes pada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/7) kemarin.

Menurut Prof Hamsu, dengan letak Indonesia yang diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Serta, dua benua, yakni  Benua Asia dan Benua Australia, maka langkah  pemerintah Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, sudah tepat mencanangkan bahwa negara Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Karena itu, untuk menunjang poros maritim dunia tersebut, tentunya membutuhkan infrastruktur transportasi laut. Baik, di permukaan maupun di dalam laut, seperti kapal penumpang, kapal kargo maupun kapal penangkap ikan.

Terlebih, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, menunjukkan bahwa sektor perikanan memberikan kontribusi 2,7% dari produk domestik bruto Indonesia. Di mana, sektor unggulannya adalah perikanan tangkap. Hal ini mereflesikan bahwa penduduk yang terlibat dalam kegiatan tersebut sangat besar.

“Jadi, adanya tenaga dokter spesialis kedokteran kelautan menjadi vital untuk mendukung keberadaan penduduk yang terlibat dalam sektor perikanan dan segala aktifitas perairan di bawah laut tersebut,” tegas Prof Hamsu.

Lebih lanjut Guru Besar Fakultas Kedokteran itu mengaku, sebelum adanya Prodi Spesialis Kedokteran Kelautan, segala aktifitas di kepulauan selama ini, dilayani oleh seorang dokter umum yang memperoleh sertifikasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Namun karena luasnya areal kelautan dan perikanan. Serta aktifitas pelayaran, akhirnya mereka juga kewalahan.

Untuk itu, Unram melalui Fakultas Kedokteran memandang hal itu sebagai sebuah peluang. Di mana, Fakultas Kedokteran Unram kini memiliki jumlah tenaga pendidik yang mencapai 106 dosen saat ini.

“Mereka rata-rata pendidikannya adalah S-3 alias doktor yang kita juga diperbantukan di rumah sakit pemerintah sebagai dokter spesialis,” tutur Prof Hamsu.

Khusus Prodi Spesialis Kedokteran Kelautan, lanjut dia, sudah mulai menerima setiap tahunnya adalah sebanyak enam mahasiswa Spesialis Kedokteran Kelautan.

Di mana, setiap semesternya yang diterima.hanya tiga orang mahasiswa saja.

“Kenapa kita hanya membatasi jumlah mahasiswa Spesialis Kedokteran Kelautan di Fakultas Kedokteran Unram itu. Ini lebih pada sisi kualitas dan kompetensi semata. Sebab, hal ini menyangkut jumlah ruangan dan infrastruktur pendukung pengajarannya,” kata Prof Hamsu.

Khusus untuk mahasiswa reguler, Fakultas Kedokteran Unram menerima sekitar 200 mahasiswa tahun 2023 ini. Sedangkan, tahun sebelumnya  kuota mahasiswa yang diterima adalah sebanyak 150 orang.

Umumnya,  para mahasiswa itu berasal dari 18 provinsi di Indonesia. Sementara, Akreditasi Fakultas Kedokteran Unram adalah A Unggul.

Di mana, uji kompetensi mahasiswa Kedokteran Unram berada pada posisi 10 besar Nasional saat ini.

“Untuk setiap agregat rata-rata kelulusan mahasiswa kita di level nasional. Alhamdulillah, Fakultas Kedokteran Unram, cukup sering berada pada peringkat dua dan tiga nasional,” ucap Prof Hamsu.

Ia menambahkan pada tahun ini, Fakultas Kedokteran Unram juga mulai membuka kelas internasional. Di mana, para mahasiswa yang sudah mendaftarkan diri itu berasal dari negara Mesir, Syria, dan Palestina.

“Para mahasiswa asal luar negeri itu, sebenarnya sudah dua tahun lalu akan masuk ke Unram. Tapi karena ada Covid-19, keberangkan mereka tertunda. Tapi, Insya Allah, tahun ini kita akan menerima mereka. Apalagi, Pak Rektor jualan sudah mulai membangunkan gedung  yang representatif untuk para mahasiswa yang kini dalam proses penyelesaian,” kata Prof. Hamsu Kadriyan. (red)