Jadi Buronan Polisi, Warga NTB Mantan Pengajar Al Zaytun Sentil Panji Gumilang
KORANNTB.com – Pria asal Bima Saifuddin Abrahim alias Abraham Ben Moses menjadi buronan polisi dalam kasus penistaan agama. Dia kini berada di Amerika Serikat menghindari penangkapan kepolisian.
Saifuddin yang kini berprofesi sebagai pendeta dijerat pasal SARA karena sempat melontarkan pernyataan kontroversial meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Al Quran yang dinilai memicu hidup menjadi intoleran. Dia juga meminta kurikulum pendidikan mulai dari madrasah tsanawiyah, aliyah hingga perguruan tinggi dirombak.
Polisi telah menetapkan Saifuddin sebagai tersangka, namun penangkapan terkendala dengan hukum di Amerika Serikat tempat dia saat ini berada.
Saifuddin merupakan mantan pentolan pengajar di Pondok Pesantren Al Zaytun Jawa Barat. Dia mengajar di sana sejak 1999 di Ponpes yang dipimpin Panji Gumilang. Namun pada 2006 dia pindah ke agama Kristen dan mulai melontarkan pernyataan kontroversi tentang Islam.
Saifuddin hingga saat ini masih aktif menggunakan Youtube. Baru-baru kemarin menyerang Panji Gumilang.
“Panji Gumilang itu yang di Pesantren Al-Zaytun Indramayu, itu mulai banyak sesatnya, banyak miringnya, wei Panji Gumilang berhentilah. Kasih lah kepada anak yang masih muda itu untuk memimpin pesantren itu,” ujarnya.
Saifuddin juga menuduh Panji Gumilang sering memakan uang santri dan terang-terangan membuka dana Panji Gumilang di Bank Century.
“Sudah mulai kekurangan uang ya Panji Gumilang karena Century Bank hancur dimakan SBY, uang Century Bank hancur lalu diganti dengan Bank Mutiara dan Panji Gumilang tidak bisa lagi mengambil uang triliunan itu, ya maaflah kalau saya buka sekarang ini,” ujarnya.
Dia mengatakan, ajaran di Al Zaytun tidak sesuai dengan syariat Islam, sehingga dia harus meninggalkan Ponpes tersebut.
“Makanya saya tinggalkan pesantren yang ajarannya gombal-gambul, seperti saya meninggalkan ajaran bang Mamat. Engkau telah mencemarkan negeri dengan zinamu, hei Imam Prawoto bukan mas Decky aja saya tahu kelakuanmu Imam Prawoto,” ujar dia.
“Eksponen-eksponen Zaitun harus memperbaiki diri, Abu Sabid, Abdul Halim, Saifullah, bertobatlah kalian, bagaimana membangun bagi bangsa ke depan,” ujarnya. (red)