KORANNTB.com – Gunung Rinjani oleh banyak orang disebut sebagai gunung yang terindah di Indonesia. Keindahan alam dengan sungai yang mengalir indah di sana membuat banyak pendaki tidak bosan untuk berada di puncak Rinjani.

Tidak hanya soal keindahan, Gunung Rinjani juga merupakan tempat hidupnya flora dan fauna yang dilindungi. Misalnya baru-baru kemarin ditemukan Jamur Morel yang harganya cukup fantastis di Gunung Rinjani. Bunga Edelweis juga banyak dijumpai di sana.

Tidak hanya itu, beberapa hewan langka juga ditemukan di Gunung Rinjani, seperti Rusa Timor, Elang Flores dan Burung Celepuk.

Pengendali Ekosistem Ahli Pertama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Kenny Aprilliani mengatakan Rusa Timor (Cervus Timorensis) sering ditemukan di daerah aliran sungai Rinjani karena menjadi lokasi istirahat.

“Rusa Timor ini sering ditemukan di daerah aliran sungai sebagai tempat istirahat,” ujarnya.

Sebelumnya, BKSDA NTB memperkirakan penyebaran populasi rusa liar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa tinggal tidak lebih dari 2000 ekor.

Jumlah itu tersebar di hutan lepas di kawasan Gunung Rinjani Lombok sekitar 300-400 ekor, di kawasan Gunung Tambora Sumbawa sekitar 400 ekor, pulau Moyo 200 ekor, dan di kawasan hutan lindung Lombok dan Sumbawa sekitar 300 ekor, serta di penangkaran masyarakat sekitar 400 ekor.

Data BKSDA NTB menyebutkan, pada survei populasi rusa NTB tahun 2005 silam, jumlah populasi rusa masih sekitar 6000 ekor tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa.

Pemburuan liar sering menjadi ancaman rusa di Rinjani. Apalagi saat ini di penangkaran rusa pada Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak, Lombok Tengah, didominasi oleh rusa jantan. Sementara rusa betina sangat terbatas dan bahkan beranak hanya satu kali dalam satu tahun. Padahal idealnya, untuk satu rusa jantan membutuhkan empat rusa betina.

Sementara Burung Celepuk merupakan Burung Hantu unik yang hidup di Rinjani. Burung tersebut lebih kecil dari Burung Hantu pada umumnya. Burung tersebut memiliki corak coklat dengan bintik putih.

Oleh masyarakat setempat disebut Burung Pok. Burung tersebut nyaris punah di dunia.

Terakhir, Elang Flores. Elang ini hanya hidup di Indonesia dan nyaris punah oleh pemburuan liar. Sebuah suku di Manggarai NTT menganggap Elang Flores adalah leluhur mereka. (red)