KORANNTB.com – Partai Demokrat benar-benar mendapat cobaan yang panjang di tahun ini. Mulai dari percobaan “kudeta” oleh kubu Moeldoko yang terus berlarut hingga gagal mengantarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pasangan Anies Baswedan dalam Pemilu.

Kepala Staf Presiden Moeldoko terhitung sudah 17 kali mencoba mengambil alih Demokrat dari tangan AHY. Namun berkali-kali gagal merebut partai besutan presiden ke enam itu. Terbaru, PK Moeldoko kembali ditolak Mahkamah Agung.

Itu membuat para kader dan loyalis Demokrat amat bersyukur. Bahkan, AHY mengatakan Moeldoko telah kalah 19 kali.

“Alhamdulillah, berhasil memenangkan persidangan 19-0,” kata AHY disadur dari republika.co.id.

Partai Demokrat menelan kenyatan pahit setelah Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai bakal Cawapres. Harapan Demokrat agar AHY mendamping Anies kandas di tengah jalan.

Anies lebih memilih bergandengan dengan Cak Imin, meskipun janji-janji politik sejak lama mengerucut kepada AHY untuk bersanding dengannya di Pilpres 2024.

Sekjen Partai Demokrat sekaligus Anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya dalam siaran pers mengatakan Anies telah menyetujui kerjasama politik NasDem dan PKB atas inisiatif sepihak Surya Paloh.

Agus Harimurti Yudhoyono (Dokumentasi DPP Partai Demokrat)

“Kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” katanya dalam siaran pers yang diterima media ini.

Dia menegaskan, peristiwa tersebut sebagai bentuk penghianatan terhadap komitmen Koalisi Perubahan yang tertuang dalam Piagam Koalisi.

“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujarnya.

Rebut Suara Jawa Timur

Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul mengatakan Anies akan lebih kuat bersama PKB ketimbang Demokrat.

Disadur dari republika.co.id, Koalisi Perubahan yang terdiri dari Demokrat, PKS dan NasDem mengantongi 163 kursi di parlemen atau setara dengan 25,03 persen. Namun dengan kelurnya Demokrat dan masuknya PKB, kursi parlemen menjadi 167 atau 29,05 persen.

“Masuknya PKB secara matematis kekuatan Koalisi Perubahan bertambah,” kata Najmuddin.

Dia menilai Surya Paloh berpikir matematis soal pencalonan Anies-Cak Imin. Itu akan memperkuat basis suara mereka di Jawa Timur. Cak Imin disebut memiliki basis suara yang kuat di kaum Nahdliyin.

Sisi lain, Anies dianggap kuat di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Itu akan membuka peluang kemenangan Pilpres 2024. Dengan demikian Koalisi Perubahan akan fokus di Jawa Tengah yang menjadi basis suara Ganjar Pranowo.

Setali tiga uang, Pengamat politik, Pangi Chaniago mengatakan Cak Imin mampu mendongkrak suara Anies di Jawa Timur. Karena elektabilitas AHY di Jawa Timur hanya 4 persen. Dengan kehadiran Cak Imin mampu membalikan suara Jatim.

“Di Jawa Timur AHY itu hanya 4%, dan potensi Cak Imin itu bisa membantu mengobati kelemahannya (Anies Baswedan) di Jawa Timur,” katanya.