FPD NTB: Mempermalukan Manusia Tidak Ada dalam Kamus Sasak
Tahir mengatakan, seharusnya masalah sepele seperti keterlambatan tidak dapat ujuk-ujuk dengan mengusir seseorang. Dia mengatakan seorang pemimpin tidak melakukan itu. Bahkan sejak era pemimpin-pemimpin di NTB sebelumnya tidak pernah melakukan itu.
“Seharusnya masalah tersebut bisa dilakukan secara kekeluargaan, bukan dengan cara mempermalukan orang di depan orang banyak,” ujarnya.
“Dia seorang majelis adat tentu paham dengan itu,” kata Tahir.
Mempermalukan manusia sangat tabu di masyarakat Sasak, sehingga dia menyayangkan sikap Pj Gubernur NTB tersebut.
“Mempermalukan tabu di kepemimpinan Sasak. Sejati orang Sasak tergantung pada namanya,” ujar Tahir.
Sebelumnya, Lalu Gita mengusir Lalu Wahid karena datang telat saat acara pelantikan Pj Sekda NTB telah dimulai. Saat acara dimulai, Lalu Wahid datang dan langsung duduk di kursi kosong saat Pj Gubernur NTB tengah pidato.
“Kenapa terlambat, kenapa baru datang sekarang, keluar,” kata Pj Gubernur.
Namun perintah PJ Gubernur tersebut tidak ditanggapi. Lalu Abdul Wahid tetap duduk di kursinya. Kemudian Pj Gubernur meminta Satpol PP untuk menarik Lalu Wahid dari ruangan.
“Pol PP, keluarkan!” kata Sekda menegaskan.
Setelah cukup alot meminta Lalu Wahid keluar, akhirnya Lalu Wahid meninggalkan ruangan melalui pintu samping.
Lalu Wahid juga telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia belum menjelaskan alasan telat datang.
“Saya meminta maaf atas keterlambatan pada acara tadi,” ujarnya.
Lalu Wahid menanggapi pengusiran dirinya mengatakan mungkin saat kejadian Pj Gubernur lagi lelah.
“Saya maklumi mungkin Pj Gub sedang capek dan banyak pikiran sehingga sikap beliau agak aneh saja,” ujarnya melalui pesan.