Abainya Negeri Muslim atas Solusi Hakiki Konflik Palestina-Israel
Di sisi lain, negeri-negeri kaum muslim sama sekali tidak berkutik. Mereka tidak bisa semudah itu mengirimkan bantuan kepada umat Muslim di Palestina karena hal tersebut melanggar hukum internasional. Secara hukum, Palestina tidak terdaftar sebagai negara. Ironisnya, beberapa negeri muslim bahkan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Sudan, Bahrain, dan lainnya.
Solusi Hakiki
Melihat realitas hari ini, sulit bagi Palestina untuk menghilangkan penjajahan yang dilakukan Israel. Mereka disokong kekuatan Amerika Serikat yang bahkan rela mengerahkan bantuan dengan menggelontorkan biaya USD3,8 miliar (lebih dari Rp54 triliun) untuk keperluan militer kaum Yahudi. Selain itu, PBB yang dianggap sebagai penengah hubungan antar-bangsa juga ikut terlibat dalam lahirnya negara ini, sehingga sulit menaruh harapan besar pada lembaga tersebut.
Sebelum masa kejayaannya, kondisi kaum Yahudi sama dengan kondisi umat Muslim saat ini—banyak, namun tercerai berai. Banyak, tetapi tidak bersatu. Namun, kaum Yahudi ini kemudian bergerak untuk mencari cara agar bisa bersatu.
Selain itu, negeri-negeri Islam saat ini terkesan tidak berdaya melawan Barat karena kondisi mereka sama dengan kaum Yahudi dahulu, yang paling penting adalah tidak bersatu dalam sebuah institusi. Hal ini kemudian membawa pada kesimpulan umat dan negeri-negeri Islam harus bersatu dalam satu kekuatan, satu ikatan, dan satu kepemimpinan dalam naungan satu negara, yakni Khilafah untuk membebaskan Palestina.