KORANNTB.com – Beberapa asosiasi pariwisata di NTB memberi raport merah untuk PT ITDC yang mengembangkan KEK Mandalika. Asosiasi pariwisata seperti ASITA, ASTINDO, PHRI dan ASPPI, menilai ITDC gagal mengelola KEK Mandalika dalam dua tahun terakhir.

Disebut, tenaga lokal yang diserap ITDC hanya 10 persen. Belum lagi ITDC disebut tidak pernah melibatkan asosiasi pariwisata untuk diskusi mengembangkan pariwisata Mandalika.

Para asosiasi pariwisata mendesak ITDC angkat kaki alias pergi dari NTB karena dinilai kurang berkontribusi banyak untuk mengembangkan pariwisata.

Mereka juga kecewa Pemprov NTB memberikan penghargaan ke ITDC di tengah banyaknya persoalan tersebut.

Berbeda dari para asosiasi tersebut, Sahabat Pariwisata Nusantara (Sapana) menilai apa yang disampaikan para ketua asosiasi tersebut sangat kontras dari budaya Sasak.

Ketua Sapana, Rudy Lombok mengatakan tidak bisa ujuk-ujuk para ketua asosiasi meminta mengusir ITDC. Lombok katanya memiliki tata krama dan budaya santun tanpa mengusir orang.

“Silahkan kritik tapi bukan mengusir orang. Budaya Sasak bukan begitu. Kalau minta ganti pimpinan (ITDC) bolehlah bukan ITDC disuruh pergi. Jadi jangan bikin malu pariwisata NTB,” kata Rudy Lombok, Kamis, 30 November 2023.

Dia menilai komentar para ketua asosiasi sangat tidak sehat dan kontras dengan fakta yang ada, di mana setiap event yang diselenggarakan ITDC di Mandalika justru mendatangkan wisatawan yang banyak dan menguntungkan para asosiasi.

“Kalau saya melihat ini komentar yang tidak sehat, mereka perlu buka otak. ITDC memajukan pariwisata NTB dengan penataan pembangunan makin bagus. Bukan sifat orang Sasak mengusir orang,” ujarnya.

“Mereka sudah banyak dapat dengan adanya event di Mandalika, hotel pada penuh, transportasi jalan terus, travel banyak untung,” ujar dia.

Rudy meminta agar ketua asosiasi jangan karena masalah pribadi lantas membuat argumen yang bertentangan dengan fakta yang ada.

“Jangan hanya masalah pribadi yang tidak dapat job digeneralkan jadi masalah organisasi,” kata Rudy.

Rudy menjelaskan, ITDC adalah produk negara. Jika mengusir ITDC sama saja melawan negara. Dia juga meminta para ketua asosiasi untuk mengevaluasi diri sejauh mana berkontribusi dalam perkembangan pariwisata NTB, termasuk kontribusi pada anggota mereka masing-masing.

“Jika sebuah organisasi apa kontribusi untuk pariwisata NTB. Kepada anggotanya saja apa kontribusi para ketua asosiasi itu,” cetusnya.