Petani Desa Kebon Ayu juga bisa mencoba varietas unggul yakni beras merah dan beras hitam untuk ditanami karena memiliki beragam keunggulan seperti mencegah berbagai macam penyakit, mengurangi pengaruh penuaan serta harganya mencapai 2-3 kali harga beras pada umumnya.

Dr. Wangiana mengatakan; “Pertanian juga bisa dilakukan dengan lebih sederhana tanpa melibatkan banyak biaya tergantung kreativitas dalam mengelola lahan pertanian dan petani harus berani jika biaya dalam malakukan pertanian cukup tinggi.”

Pertanian padi menjadi menjadi sektor yang krusial dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia khususnya NTB. Desa Kebon Ayu harus mampu menjawab tantangan itu di tengah petani muda yang makin menurun minatnya, kombinasi iptek modern dan traditional menjadi hal yang harus di coba demi mencapai hasil produktifitas padi secara optimal.

Pemateri ke 2 dari PT Saprotan Utama juga menekankan efisiensi penggunaan pupuk terutama pupuk kimia dalam bertani hal ini penting demi menjaga nutrisi tumbuhan stabil sesuai kebutuhan tumbuhan.

“Penggunaan bahan kimia memang didesain dengan teknologi dan perizinan yang ketat sehingga penggunanaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida dapat memabantu petani dalam mengelola lahan pertaniannya. Penggunaan bahan kimia tersebut membantu menjaga tanamannya dari gulma, siput dan ulat. Petani harus tetap ingat dalam penggunaan bahan kimia harus sesuai standar dan kadar yang sudah ditetapkan.

Kegiatan penyuluhan ini sangat direspon positif oleh petani. PPL Desa Kebon Ayu Ariman juga menyebutkan penyuluhan ini menjadi ajang akademisi, pengusaha dan pemerintah untuk bersama sama saling bahu membahu dalam meningkatkan produktivitas pertanian melalui inovasi dan kreativitas pertanian demi menjaga ketahanan pangan di tengah gerusan pembangunan.