45 Warga NTB Dapat Kesempatan Magang di Jepang
“Adik-adik tidak perlu khawatir akan kesejahteraan hidup, seperti uang saku dan asuransi kesehatan. Fokus perdalam ilmu, pengetahuan dan jaringan seluas-luasnya,” ujarnya.
Aryadi tak bosan-bosannya mengingatkan peserta magang agar tidak terkecoh pada calo yang mengiming-imingi untuk pindah perusahaan magang saat di Jepang. Jika peserta magang pindah perusahaan sebelum kontrak berakhir, maka akan menjadi PMI non prosedural.
“Nantinya adik-adik yang rugi sendiri jika terjadi masalah, karena pemerintah kesulitan memperoleh data dan akhirnya akan sulit pula menemukan solusi terbaik,” tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, mantan Kadiskominfotik NTB ini menyampaikan mulai tahun 2024 ada satu perusahaan yang sudah memiliki job order untuk Send Skill Workers (SSW) di Jepang melalui pola P to P.
“Jika ini dibuka, maka setelah magang adik-adik bisa lanjut menjadi skill workers dengan gaji yang lebih baik lagi. Untuk SSW paling banyak di cari adalah perawat dan pertanian,” katanya.
Sementara itu, Ketua LPKS Bali Tosha Lombok Kochi Abdurahman, SE, MM mengucapkan terima kasih kepada stakeholders sehingga lembaga bisa terus konsisten mengirimkan peserta magang ke Jepang.
“Masing-masing peserta ada yang mewakili setiap Kabupaten/Kota. Wilayah yang paling banyak berasal dari Lombok Timur. Oleh karena itu, Kantor Bali Tosha Lombok Kochi akan dibuka di Lombok Timur,” ujarnya.