KORANNTB.com – Puluhan mahasiswa melempar Kantor OJK NTB dengan sampah sayuran busuk dalam aksi yang digelar pada Senin, 12 Februari 2024.

Mahasiswa yang terdiri dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB, DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) NTB dan Himmah Nahdlatul Wathan menggelar aksi unjuk rasa mempertanyakan netralitas OJK NTB dalam pemilu.

Beredar dokuemntasi kupon sembako yang dibagikan oknum caleg memuat nama OJK. Itu mengindikasikan adanya ketidaknetralan OJK NTB dalam kontestasi politik di tahun ini.

Selain membawa sayur busuk, massa juga membawa empat spanduk karangan bunga yang bertulis kritikan terhadap OJK NTB yang dinilai tidak netral. “Turut berduka cita atas matinya integritas OJK NTB,” tulis karangan bunga yang dibawa mahasiswa.

Bahkan, aksi mahasiswa tersebut sempat diwarnai kericuhan oleh aparat yang melarang mahasiswa masuk ke Kantor OJK NTB. Terlihat beberapa mahasiswa sempat dipukul aparat saat ketegangan terjadi.

Ketua KAMMI NTB, Muhammad Amri Akbar dalam orasinya mengatakan telah mengetahui oknum salah satu Caleg berkampanye dengan membagikan kupon bansos yang ada logo Otoritas Jasa Keuangan. Disinyalir dana tersebut dari dana FKIJK pada OJK NTB.

“OJK berubah menjadi otoritas politik. Bagi kupon bagi sembako tapi diminta untuk pilih Caleg. Hari ini hari tenang (pemilu) tapi kita tidak bisa tenang gara-gara ulah OJK. Kita tidak pernah setuju jika kekuasaan disalahgunakan,” katanya.

Dia mengatakan seharusnya dana FKIJK diperuntukan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat NTB. Apalagi saat ini NTB nomor satu di Indonesia dengan kredit macet Pinjol tertinggi. Itu membuktikan literasi keuangan masyarakat NTB masih buruk.

“Patut diduga uang-uang yang kita tabung di bank, koperasi digunakan untuk membiayai kampanye Caleg,” ujar dia.

Ketua PW HIMMAH NW NTB, Lukman mengertisi sikap OJK NTB yang diduga membocorkan data perbankan pada pihak yang tidak memiliki kewenangan dan juga menyalahgunakan dana untuk literasi keuangan.