KORANNTB.com – Nusa Tenggara Barat atau NTB berpotensi intens diguyur hujan pada awal April 2024. BMKG Stasiun Klimatologi NTB menjelaskan pada dasarian I April 2024 (1 – 10 April 2024) diprediksi hampir seluruh wilayah NTB masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian dengan probabilitas >80%.

“Terdapat potensi terjadi hujan dengan intensitas >100 mm/dasarian dengan probabilitas >70% di sebagian besar Pulau Lombok, sebagian Sumbawa Barat bagian timur, Sumbawa, Dompu, Kota Bima dan sebagian besar Kabupaten Bima bagian barat,” kata Prakirawan BMKG Klimatologi NTB, Angga Permana, Minggu, 31 Maret 2024.

Dia menjelaskan, sebelumnya curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Maret 2024 secara umum dalam kategori rendah (0 – 50 mm/das) hingga menengah (101 – 150 mm/das).

Hanya sebagian kecil wilayah yang memiliki kategori hujan tinggi seperti Lombok Tengah bagian utara dan Lombok Timur bagian barat. Sifat hujan pada dasarian III Maret 2024 di wilayah NTB bervariasi kategori Bawah Normal (BN) hingga katagori Atas Normal (AN). Curah hujan tertinggi di pos hujan Rarang Selatan, Kabupaten Lombok Timur sebesar 243 mm/dasarian.

“Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada katagori Sangat Pendek (1 – 5 hari) hingga Menengah (11 – 20 hari),” ujar Angga.

Dinamika Atmosfer

Prakirawan BMKG Klimatologi NTB, Suci Agustiarini menjelaskan hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan indeks ENSO (+1.21) terpantau berada pada kondisi El Nino Sedang (kondisi El Nino sudah berlangsung selama 31 dasarian).

“Prediksi indeks ENSO secara gradual akan beralih menjadi Netral mulai pada Mei – Juli 2024,” ujar dia.

Sedangkan nilai anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD positif (+1.12). Kondisi IOD diprediksi akan menjadi netral setidaknya pada pertengahan tahun 2024.

Aliran masa udara masih didominasi angin baratan, belokan angin terjadi di sepanjang ekuator. Dareh pertemuan angina (korvegensi) terjadi di atas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Monsun Asia masih aktif pada April 2024, namun monsun Australia juga diprediksi mulai aktif terutama di atas Jawa, Bali, NTB-NTT dan Papua Selatan.

Pada Akhir Maret MJO terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia, MJO diprediksi kembali aktif  4 dan 5 (wilayah Indonesia) pada awal April 2024. MJO aktif berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB.

Peringatan Dini

Dari pantauan tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi.

Untuk level “Awas”  di Kabupaten Bima: (Kec. Tambora), Dompu : (Kec. Pekat), dan Sumbawa: (Kec. Labuhan Badas).

Pada level “Siaga” di Kabupaten Bima: (Kec. Madapangga, Parado, Sanggar, Soromandi), Dompu: (Kec. Huu, Kilo, Pajo), Lombok Barat: (Kec. Narmada), Lombok Tengah: (Kec. Batuliang Utara, Kopang), Lombok Timur: (Kec. Aikmel, Montong Gading, Pringgasela, Sembalun, Wanasaba), dan Lombok Utara: (Kec. Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung).

Pada level “Waspada” di Kabupaten Bima: (Kec. Ambalawi, Belo, Bolo, Donggo, Lambitu, Lambu, Langgudu, Monta, Palibelo, Sape, Wawo, Wera, Woha), Dompu: (Kec. Dompu, Kempo, Manggalewa, Woja), Kota Bima: (Kec. Mpunda, Raba, Rasanae Timur),  Kota Mataram: (Kec. Sandubaya), Lombok Barat: (Kec. Gerung, Gunungsari, Kediri, Lembar, Lingsar, Sekotong).

Kemudan di Lombok Tengah: (Kec. Batuliang, Janapria, Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah, Praya Timur, Pringgarata), Lombok Timur: (Kec. Masbagik, Kecamatan Sakra Barat, Sambelia, Sikur, Suela, Suralaga, Terara), Lombok Utara: (Kec. Pemenang), Sumbawa: (Kec. Alas, Alas Barat, Batulanteh, Buer, Empang, Lantung, Lenangguar, Lunyuk, Moyo Utara, Moyohilir, Moyohulu, Orong Telu, Rhee, Ropang, Tarano, Unter Iwes, Utan), Sumbawa Barat: (Kec. Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Sekongkang, Seteluk, Taliwang).

“Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi yang dikeluarkan berlaku pada 1 – 10 April 2024,” kata dia.

Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir dan tanah longsor.

“Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya,” katanya.