Sedang High Season, Gili Trawangan Justru Terancam Krisis Air Bersih
Gili Meno Terdampak
Jika Gili Trawangan terancam krisis air bersih, di Gili Meno justru mengalami krisis air bersih sudah hampir memasuki satu bulan. Lalu Kusnawan menjelaskan sejak 21 Mei 2024 lalu distribusi air bersih di Gili Meno dihentikan sementara.
“Saya bilang Gili (Trawangan) masih beruntung masih tiga hari ada air, bagaimana nasib masyarakat di Gili Meno sudah hampir satu bulan sudah tidak ada suplai air bersih. Ini kan antisipasi sudah jelas sebenarnya,” ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat atau pelaku usaha pariwisata di Gili Meno saat ini harus membeli air di pinggir (Bangsal) dengan menggunakan perahu atau membeli air isi ulang dengan harga Rp15 ribu per galon.
“Mereka pakai air beli dari pinggir dan air isi ulang beli 15 ribu per galon. Meno kan kondisi masih sepi dibanding Trawangan,” ujarnya.
Dua Tersangka
Sebelumnya, distribusi air bersih di Gili Trawangan dilakukan oleh PT Berkah Air Laut (BAL) yang bekerjasama dengan PT Gerbang NTB Emas (GNE). Mereka melakukan pengeboran di perairan Gili.
Namun sejak 2023, Polda NTB mengusut kasus pengeboran air tanah tanpa izin di Gili Trawangan. Pengeboran tersebut diduga merusak lingkungan.
Akibatnya, beberapa pekan lalu Dirut PT BAL William John Matheson dan Dirut PT GNE Samsul Hadi ditahan setelah ditetapkan tersangka terlebih dahulu. Kini para tersangka dilimpahkan ke Kejati NTB untuk disidangkan di pengadilan.
Mereka diduga melanggar Pasal 70 huruf d juncto Pasal 49 ayat (2) Undang-undang RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dan/atau Pasal 68 huruf ada dan b serta Pasal 69 huruf a dan b Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air juncto Pasal 56 ke-2 KUHP.