Sejumlah Fakta Menarik Pilgub NTB yang Perlu Diketahui
Zul-Suhaili Deklarasi
Kandas berpasangan dengan Rohmi, Zulkieflimansyah menggandeng Suhaili maju Pilgub NTB. Pada Sabtu 8 Juni mereka telah deklarasi di Lombok Tengah, yang menjadi basis suara Suhaili.
Suhaili merupakan mantan Bupati Lombok Tengah yang juga memiliki kekuatan akar rumput yang besar. Saat Pilgub NTB 2018 di mana Zulkieflimansyah berpasangan dengan Rohmi melawan Suhaili, suara Suhaili berada pada posisi kedua.
Suara Zul-Rohmi saat itu 811.945 atau setara dengan 31.80 persen. Sementara Suhaili-Amin saat itu 674.602 atau setara dengan 26.42%. Menyusul posisi ketiga Ahyar-Mori 637.048 (24,95 persen) dan paket independen Ali-Sakti 430.007 (16,84 persen).
Saat ini Suhaili merupakan kader Golkar. Namun belum ada rekom Golkar yang keluar.
Dari data itu dapat dilihat kekuatan Suhaili tidak dapat dianggap remeh. Bahkan salah seorang tokoh di NTB secara rahasia memperlihatkan hasil surveil LSI Denny JA kepada VIVA. Survei dari Golkar yang memperlihatkan posisi Suhaili nomor dua di bawah Zulkieflimansyah. Sementara di internal kader Golkar, Suhaili berada pada posisi pertama.
Namun, Suhaili masih terkendala modal. Bahkan dia secara terang mengakui itu saat deklarasi kemarin.
“Saya memang sempat berseloroh jangankan Zul, Jokowi akan saya lawan kalau maju di NTB. Itu sebenarnya semangat untuk berikhtiar karena banyak yang tidak percaya saya tidak bisa nyalon. Apalagi paling miskin segalanya, uang tidak punya dan bukan juga pengurus parpol tapi apa salahnya kita berikhtiar,” ujar Suhaili.
Saat ini baru Zulkieflimansyah yang mengantongi rekomendasi dari PKS untuk maju Pilgub NTB. PKS diketahui memiliki delapan kursi di DPRD NTB.
Zulkieflimansyah juga mendapat rekom dari Hanura yang memiliki satu kursi. Namun ternyata rekom tersebut bersifat dinamis, karena selain Zulkieflimansyah, Hanura juga memberikan rekom yang sama kepada Lalu Iqbal dan Sukiman.
Lalu Gita dan Impiannya
Jika paket Rohmi-Firin dan Zulkieflimansyah – Suhaili sudah mendeklarasikan diri berpasangan, ada juga sosok yang menarik dikupas. Adalah Lalu Gita Ariadi yang saat ini menjabat Penjabat (Pj) Gubernur NTB.
Lalu Gita merupakan Sekda NTB di bawah kepemimpinan Zul-Rohmi sebelumnya. Saat menjabat PJ Gubernur NTB, impiannya untuk menjadi pimpinan definitif pun muncul.
Gita saat itu menginginkan dirinya berpasangan dengan Rohmi, jauh sebelum Rohmi berpasangan dengan Musyafirin. Beredar luas kalender Rohmi – Gita di masyarakat. Bahkan Gita menulis opini di media berjudul “Lagi Umrah, Semoga Umrah Lagi.” Opini tersebut ditulis saat Gita sedang umrah, yang banyak orang mengartikan “Umroh Lagi” memiliki akronim “Umi Rohmi – Lalu Gita.”
Tidak sampai di situ, Gita melakukan manuver dengan habis-habisan menyerang Zulkieflimansyah. Mulai dari menghapus stafsus peninggalan Zulkieflimansyah, menghapus program beasiswa luar negeri era Zulkieflimansyah dan berusaha mendongkel salah seorang Dirut bank daerah yang dikabarkan dekat dengan Zulkieflimansyah, meskipun usahanya gagal.
Terbaru Gita kembali menunjukkan manuver dengan tidak mendukung event balapan motocross dunia atau MXGP di NTB, karena event tersebut digagas atas usaha Zulkieflimansyah.
Gita sudah tiga kali dilaporkan Bawaslu NTB ke Komisi ASN. Pertama saat ikut kegiatan Bansos PDIP sesaat sebelum dilantik menjadi PJ Gubernur. Kemudian saat menjadi Pj Gubernur dia ikut hadir di acara Partai Golkar saat penjaringan bakal calon gubernur. Terbaru, dia kembali dilaporkan atas beredarnya baliho dirinya maju Pilgub NTB namun pada baliho memuat logo Pemprov NTB.
Gita saat ini berpasangan dengan Sukiman Azmy mantan Bupati Lombok Timur. Namun pasangan tersebut belum deklarasi, selain karena Gita belum mundur dari posisi Pj, dia juga belum mengantongi rekomendasi partai pengusung.
Pada survei internal Golkar, media ini melihat nama Gita sangat jauh tertinggal dibanding calon lainnya. Bahkan nama Gita di bawah nama tokoh Golkar yang tidak digadang maju Pilgub.
Baca selanjutnya…