KORANNTB.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram (Unram) mengirimkan surat permohonan perlindungan hukum dan hearing kepada Pj Gubernur NTB, Kapolda NTB dan Kajati NTB soal enam mahasiswa yang ditetapkan tersangka kasus dugaan merusak pagar DPRD NTB.

Kuasa hukum mahasiswa, Yan Mangandar Putra mengatakan dalam surat tersebut BEM Unram meminta Pj Gubernur NTB, Hasanuddin untuk memfasilitasi perwakilan mahasiswa dari BEM Unram, Aliansi Rakyat NTB Melawan dan Tim Pembela untuk menjelaskan  secara langsung alasan permohonan perlindungan hukum ini.

“Perlindungan hukum dan permohonan hearing ini untuk menjelaskan bagimana  peristiwa aksi demontrasi Penyelematan Demokrasi tanggal 23 Agustus 2024 yang dianggap kriminal oleh Ketua dan Sekretaris DPRD NTB,” katanya, Kamis, 14 November 2024.

Yan mengatakan harapan BEM Unram agar Kapolda NTB, Kajati NTB dan Pj Gubernur NTB dapat hadir pada Senin, 18 November 2024 di lokasi yang ditentukan oleh Pj Gubernur NTB.

“Besar harapan teman-teman BEM agar Kapolda dan Kajati termasuk Pj Gubernur NTB dapat hadir dalam agenda teman-teman BEM tersebut,” ujarnya.

Kepala Kejaksaan Tinggi NTB maupun pimpinan pejabat terkait, pada hari Senin

Sebelumnya, sebanyak enam mahasiswa di Lombok ditetapkan tersangka pasca aksi unjuk rasa mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas Pilkada.

Mereka dituduh melakukan perusakan gerbang DPRD NTB saat berunjukrasa.

Baru-baru ini juga viral pernyataan Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda saat rapat bersama DPRD NTB untuk tidak menghentikan kasus tersebut dan membawa hingga ke persidangan pengadilan.