Intip Meriahnya ‘Malioboro’ Ala Gerung Lombok Barat
KORANNTB.com – Setiap malam Minggu tiba, Lombok Barat menggelar Car Free Nite yang berpusat di Taman Kota Gerung. Acara tersebut mulai berlangsung pukul 16.00 hingga 22.00 Wita.
Acara tersebut diisi dengan bazar UMKM, pentas seni, live music, fun sport hingga Presean. Sepanjangan sisi timur jalan depan Taman Kota ditutup oleh Dinas Perhubungan. Terlihat traffic cone membentang di sisi timur jalan. Hanya jalan sisi barat yang dibuka untuk kendaraan.
Malam Minggu kemarin merupakan malam kedua digelar Car Free Nite. Ratusan warga membludak di sekitar Taman Kota. Banyak dagangan UMKM diserbu pedagang. Bahkan di antaranya lebih cepat habis sebelum acara selesai pukul 22.00 Wita.
Yang menambah meriah suasana adalah pentas seni anak-anak sekolah di Lombok Barat. Pemda setempat menyiapkan satu panggung yang menutupi sisi timur jalan, persis di depan Taman Kota. Di sana secara bergilir para pelajar mementaskan kesenian. Mulai dari tarian, menyanyi, membaca puisi hingga teater.

Bahkan Pihak Damkar juga hadir memberikan sosialisasi bagaimana memadamkan kebakaran. Pengunjung diberi kesempatan langsung bagaimana cara memadamkan api.
Pengunjung dapat memarkirkan kendaraan mereka di Kantor Bupati Lombok Barat. Tarif parkir hanya Rp1.000.
Tuai Apresiasi
Seorang pedagang, Sumardi mengatakan sangat bersyukur Pemda Lombok Barat menggelar acara seperti itu. Dia dengan mudah berjualan dan dengan cepat daganganya diserbu.
“Sangat bersyukur sekali (acara/red) seperti ini. Dagangan kita laris manis,” katanya.
Biasanya, dia hanya berdagang di depan pasar malam atau Rona-Rona. Namun dagangannya jarang laku karena pengunjung Rona-Rona sudah membeli jajanan di dalam area Rona-Rona. Dengan kehadiran Car Free Nite ini menambah berkah bagi pelaku UMKM.
Pengunjung Car Free Nite, Yuliati mengaku sangat antusias datang ke acara tersebut. Bahkan dia membawa anak-anaknya untuk menyaksikan pertunjukan dan membeli jajanan.
Yuliati mengaku dulunya Gerung seperti kota mati. Tidak ada hiburan untuk masyarakat. Warga hanya mendapat hiburan jika pergi ke Mataram.
“Dulunya di Taman Sangkareang. Di apa namanya itu, Taman Udayana. Sekarang tidak perlu jauh-jauh sudah ada di Gerung,” ujarnya.
Dia berharap acara seperti ini bertahan lama dan tidak sebenar saja.
