Evakuasi Terkendala Gelap, Penyelamat Dirikan Flying Camp di Rinjani
KORANNTB.com – Tim gabungan penyelamat melakukan flying camp di kawasan lereng Gunung Rinjani usai berhasil mendekati titik lokasi jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26). Langkah ini dilakukan karena hari mulai gelap dan medan penyelamatan yang ekstrem tak memungkinkan dilanjutkan malam hari.
Juliana Marins diketahui jatuh ke jurang di kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju Puncak Rinjani, pada Sabtu, 21 Juni 2025. Hingga kini, proses evakuasi masih terus berlangsung dengan berbagai upaya.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, mengatakan bahwa tim telah mencoba pendekatan dari berbagai jalur.
“Hari ini difokuskan pada penurunan langsung ke lokasi korban menggunakan teknik vertical rescue, meskipun kondisi tebing curam dan cuaca menjadi tantangan utama,” ujarnya.
Rencana awal menggunakan helikopter untuk menjangkau lokasi gagal karena cuaca yang tidak memungkinkan untuk helikopter tiba di atas lereng gunung. Opsi alternatif sedang dipertimbangkan, termasuk kemungkinan evakuasi melalui jalur Danau Segara Anak jika akses dari atas tetap terhambat.
Sebanyak 48 personel dikerahkan dalam operasi ini, berasal dari Basarnas, Unit SAR Lombok Timur, Brimob, Polhut, EMHC, Lorax, porter lokal, hingga relawan dari Rinjani Squad. Logistik tambahan juga telah dikirim untuk mendukung operasi hingga dua hari ke depan.
Sore ini, tujuh orang tim penyelamat berhasil mencapai area dekat korban. Karena waktu yang terbatas dan medan yang berbahaya, mereka memutuskan untuk bermalam di lokasi dengan mendirikan flying camp.
Proses evakuasi dipantau langsung oleh Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Brigjen Marinir Edy Prakoso, serta perwakilan Kedutaan Besar Brasil yang telah tiba di Posko Resort Sembalun.
Yarman menambahkan bahwa evaluasi terus dilakukan di lapangan untuk mempercepat proses evakuasi tanpa mengesampingkan keselamatan seluruh tim. Namun karena kondisi hari mulai gelap, evakuasi dihentikan sementara dan tim penyelamat mendirikan flying camp di tebing curam di Rinjani.