Darurat Lapangan Pekerjaan, Sarjana Banyak Jadi Penganguran
Penulis: Erna Sari
KORANNTB.com – Krisis lapangan pekerjaan semakin terasa di berbagai daerah, salah satunya Lombok. Sebab jumlah massa tidak sebanding dengan luasnya lapangan pekerjaan. Hal ini semakin memprihatinkan karena banyak sarjana yang menjadi pengangguran. Sehingga pemerintah setempat diminta dan seharusnya mengambil langkah kongkrit untuk mengatasi hal tersebut.
Selain itu, peningkatan populasi manusia juga menyebabkan ketidak seimbangan antar ketersediaan lapangan pekerjaan dengan pencari kerja. Melihat hal tersebut membuat cemas, baik untuk para sarjana ataupun mahasiswa.
Jurnalis Najwa Sihab pernah mengatakan bahwa; “Masuk kampus hanya menunda penganguran 4 tahun. Itu faktanya dan itu datanya. Sebab masuk kampus tidak menjamin diterima kerja pada tempat yang tinggi,” ujarnya.
Dari sudut pandang yang lain, penganguran terdidik disebabkan karena literasi yang rendah, skill dan kualitas pasar yang masih belum terpenuhi. Hal tersebut juga dipengaruhi karena faktor kurangnya kualitas pendidikan yang siap diserap pasar. Sehingga, gelar sarjana di Lombok sering kali tidak terpakai, karena perusahaan lebih mengutamakan pengalaman dari pada gelar akademis.
Berdasarkan wawancara dengan Siti khodijah, salah satu mahasiswi Lombok Timur mengatakan; “Peluang kerja saat ini memang sangat sulit, selain sainganya yang tidak sebanding, skil yang dibutuhkan pasar sering kali tidak disiapkan dalam dunia pendidikan,”tegasnya.
Dilansir dari Antara News, Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin dalam acara pelatihan vokasi dan peningkatan kopetensi mengatakan angka pengangguran di wilayah itu mencapai 17 ribu jiwa. Melihat hal tersebut menjadi masalah yang cukup serius dalam penyerapan tenaga kerja, sebab tingkat pengangguran tinggi berdampak negatif pada perekonomian, seperti penurunan daya beli masyarakat, ketidak stabilan sosial dan peningkatan angka kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pengangguran terbuka (TPT) di Nusa Tenggara Barat mencapai 3,22%. Sedangkan angka pengangguran di seluruh Indonesia yang dilansir dari Liputan6 com, berada diangka 5,25% untuk lulusan universitas atau angka pengangguran di Indonesia saat ini pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta jiwa, naik sekitar 83,000 dibandingkan februari 2024.
Fenomena tersebut diharapkan menjadi upaya bersama, baik dari pemerintah atau berbagai pihak untuk menekan pengangguran bergelar sarjana agar lulusan tersebut dapat berkontribusi lebih optimal dalam pembangunan ekonomi.