KORANNTB.com – Perempuan muda berinisial M, tersangka dalam kasus kematian anggota Propam Polda NTB Brigadir Muhammad Nurhadi, akhirnya mengungkap kronologi lengkap kejadian tragis yang menimpanya pada 16 April 2025 lalu di Villa Tekek, kawasan Gili Trawangan. Kesaksian itu disampaikan melalui pengacaranya, Yan Mangandar Putra, dalam siaran pers Aliansi Reformasi Polri untuk Masyarakat NTB, Rabu, 9 Juli 2025.

Yan menjelaskan, kliennya bukan pelaku utama, tidak memiliki motif, dan hanya menjadi bagian dari struktur sosial yang rentan.

“Perempuan ini tidak tahu bahwa kunjungan pertamanya ke Lombok justru berujung penahanan. Ia bukan siapa-siapa di sini. Tidak ada jaringan kekuasaan. Tidak ada perlindungan,” ujarnya.

M (23 tahun) berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ia anak yatim, lulusan SMA, dikenal sebagai siswi berprestasi, dan bekerja di dunia hiburan malam untuk menghidupi ibu dan lima saudaranya sejak ayahnya wafat.

Link Banner

Kronologi Lengkap Berdasarkan Kesaksian M

Berikut ini kronologi kejadian sebagaimana disampaikan M melalui pengacaranya, berdasarkan rentang waktu peristiwa:

13.30 WITA – Kedatangan di Lombok

M tiba di Pelabuhan Senggigi menggunakan speed boat yang dipesankan oleh Kompol YG dari Bali. Ia dijemput oleh Brigadir Nurhadi di parkiran pelabuhan, lalu bersama Kompol YG dan Ipda HC singgah di swalayan Fresh Market. Setelah itu mereka menjemput seorang perempuan lain berinisial P, lalu melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Teluk Nare (Teluk Kodek/red).

Sepanjang perjalanan, M mengonsumsi tiga butir riklona (obat penenang), sedangkan P dua butir. Mereka lalu menyeberang ke Gili Trawangan menggunakan speed boat.

15.30 WITA – Tiba di Gili Trawangan

Setibanya di Gili Trawangan, M dan Kompol YG check-in di Villa Tekek (The Beach House Resort), sedangkan Ipda HC, Brigadir Nurhadi, dan Saksi P menginap di hotel berbeda, Natya Hotel.

16.30 WITA – Pesta di Kolam Villa Tekek

M, Kompol YG, Ipda HC, Brigadir Nurhadi, dan Saksi P berkumpul di Villa Tekek dan berpesta sambil berendam di kolam. Mereka mengonsumsi riklona dan ekstasi (inex). Ipda HC dan Nurhadi juga meminum tequila.

M sempat melihat Brigadir Nurhadi mencium P di atas kolam dan langsung menegur.

“Jangan begitu, itu cewek abangmu,” ujar M, menurut kesaksiannya.

16.50 WITA – Permintaan Alkohol

Kompol YG dan Ipda HC menyuruh Brigadir Nurhadi mencari minuman keras. Nurhadi dan HC kemudian mengonsumsi tequila.

17.20 WITA – Permintaan Ekstasi Tambahan

Brigadir Nurhadi meminta inex tambahan kepada Kompol YG.

18.20 WITA – Berpisah Kembali ke Hotel

Ipda HC dan Saksi P kembali ke Natya Hotel. M tetap di Villa Tekek. Kompol YG masuk ke tempat tidur, sementara Brigadir Nurhadi tetap berada di kolam. M berada di sekitar kolam sambil bermain ponsel.

Antara 18.20–19.55 WITA – Aktivitas yang Mencurigakan

M melihat Ipda HC datang dua kali ke Villa Tekek.

Pertama, HC sempat masuk kolam sambil bermain HP dan video call, Kompol YG masih di kamar tidur.

Kedua, HC hanya sampai teras, mondar-mandir dengan gelagat gelisah.

19.55 WITA – Rekaman Video Terakhir

M duduk di bean bag dan merekam video Nurhadi yang sedang sendirian di kolam. Ia tampak baik-baik saja. Video itu disebut direkam karena M merasa tingkah Nurhadi terlihat lucu.

Setelah itu, M melihat Ipda HC di depan teras, lalu masuk kamar dan membangunkan Kompol YG yang sedang tidur. Butuh waktu 15 menit untuk membangunkannya. Setelah bangun, M masuk ke kamar mandi selama lebih dari 20 menit.

20.40 WITA – Keluar dari Kamar Mandi

Saat keluar, M melihat Kompol YG masih di tempat tidur. Keduanya duduk di teras. M meminta agar Kompol YG menghubungi teman-temannya untuk kumpul kembali.

21.00 WITA – Penemuan Jenazah

M berjalan ke arah kolam dan kaget mendapati Brigadir Nurhadi berada di dasar kolam, tak bergerak. Ia langsung histeris dan berteriak memanggil Kompol YG.

Kompol YG bergegas masuk kolam, mengangkat tubuh Nurhadi, memberi napas buatan dan pijat jantung sambil menelpon Ipda HC atas permintaan M.

21.05 WITA – Ipda HC Tiba

Ipda HC tiba, namun hanya tampak sibuk menelpon.

21.15 WITA – Penanganan Medis dan Perintah Aneh

Dokter Lingga dari Warna Medika datang dan mencoba menyelamatkan Nurhadi. M sempat membantu memegang infus di tengah situasi panik di kolam yang disaksikan staf hotel.

Tiba-tiba Ipda HC menyuruh M masuk ke kamar. Di sana, semua barang-barangnya sudah dibereskan ke koper. Ia langsung dibawa ke Natya Hotel, menemui Saksi P.

Tak lama setelah itu, Kompol YG dan Ipda HC mengantar jenazah Brigadir Nurhadi ke klinik Warna Medika dengan menggunakan cidomo (kereta kuda).

Transfer Uang dan Dugaan Relasi Kuasa

Dua hari setelah kejadian, pada 18 April 2025, Kompol YG mentransfer uang sebesar Rp10 juta kepada M. Uang itu, menurut kesaksian, merupakan imbalan atas jasanya menemani liburan di Gili Trawangan sesuai kesepakatan awal.

Namun pengacara M menduga relasi kuasa antara atasan-bawahan dan konsumsi obat-obatan membuat kliennya kehilangan kesadaran penuh saat kejadian. “M tak punya motif, tak mengenal korban sebelumnya, dan tidak punya kekuatan fisik atau mental untuk terlibat dalam penganiayaan,” ujar Yan.

Aliansi Reformasi POLRI meminta agar penegak hukum bersikap netral dan objektif. Mereka khawatir kasus ini dijadikan preseden buruk di mana pihak lemah dikorbankan demi menyelamatkan struktur kekuasaan yang lebih besar.

“Kami berharap aparat penegak hukum tidak menutup mata. Perempuan ini hanyalah bagian kecil dari sistem yang besar dan bias kekuasaan. Kami tidak minta dibebaskan, tapi beri dia proses hukum yang benar dan adil,” ujar Yan.