KORANNTB.com — Ari Garmono, lulusan Program Pendidikan Tinggi Pos tahun 2006 sekaligus pegiat seni, budaya, dan lingkungan di Nusa Tenggara Barat, menyatakan kesiapannya bersaing dalam seleksi direksi PT Pos Indonesia. Dalam forum bertajuk Uji Publik Transformasi Bisnis, Digital, dan Organisasi PT Pos Indonesia yang digelar di Aula Kantor Cabang Utama Pos Indonesia Mataram, Ari memaparkan sejumlah gagasan strategis untuk membenahi perusahaan pelat merah tersebut.

Gagasan yang ditawarkan Ari mencakup lima poin utama, yaitu:

  1. Digitalisasi total dan automasi operasional, melalui pengembangan platform logistik berbasis efisiensi armada kosong (BALEN) dan layanan kurir pintar berbasis aplikasi (Post Smart Courier),
  2. Transformasi model bisnis, dari sekadar penyedia jasa menjadi platform dagang melalui skema koperasi digital (I-Trade),
  3. Restrukturisasi organisasi dan SDM, termasuk pembubaran anak perusahaan yang tidak kompetitif,
  4. Peningkatan nilai merek dan orientasi pelanggan, serta
  5. Reformasi anggaran dan penguatan dukungan regulasi untuk menghadapi tantangan di era digital yang kompetitif.

Empat penguji dari berbagai latar belakang hadir dalam forum tersebut untuk memberikan tanggapan terhadap proposal Ari, yakni:

  • Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. (Pakar Ekonomi),
  • Dr. Yulias Erwin, S.H., M.H. (Akademisi Hukum dari UMMAT),
  • Jian Budiarto, M.Eng. (Praktisi IT dari Universitas Bumigora), dan
  • Lalu Iswan Muliadi (Ketua KSPN NTB).

Dalam tanggapannya,  Zulkieflimansyah menyebut ide-ide Ari sebagai “segar dan kontekstual”. Ia menilai bahwa gagasan tersebut dapat menjadi solusi bagi tantangan yang dihadapi PT Pos Indonesia saat ini. Namun, ia juga menegaskan bahwa seorang direksi BUMN harus siap memberikan output yang nyata.

Link Banner

“Idenya segar dan kontekstual, betul-betul bisa menjadi jalan keluar dari kondisi keterpurukan Pos saat ini,” ujar Doktor Ekonomi dari Department of Economics, University of Strathclyde UK.

“Tapi di luar itu, menjadi Direksi BUMN itu harus berani ditantang — berani kasih output apa,” katanya.

Menanggapi hal itu, Ari menyatakan optimisme bahwa transformasi menyeluruh akan membuat PT Pos Indonesia kembali menjadi pilihan utama dalam layanan logistik. Menurutnya, peningkatan efisiensi dapat mendongkrak kesejahteraan pegawai hingga dua kali lipat, tidak termasuk pejabat yang telah menerima tunjangan besar.

“Bagi saya, memperbaiki Pos lebih pada soal kegilaan dalam gagasan dan keberanian mengeksekusi gagasan tersebut,” kata Ari menutup presentasinya.

Forum yang berlangsung interaktif dari pukul 19.30 hingga 22.00 WITA ini dipandu oleh Chae Khairil Anwar. Kegiatan tersebut menjadi ruang terbuka bagi publik dan komunitas profesional untuk menilai secara langsung calon pemimpin BUMN, sekaligus menunjukkan bahwa transformasi PT Pos Indonesia masih sangat mungkin dilakukan dengan ide-ide inovatif dan kepemimpinan yang berani.