Cek Fakta: Heboh Ular ‘Belae’ di Lombok, Ini Faktanya
KORANNTB.com – Banyak masyarakat di Lombok NTB meyakini keberadaan ular ‘Belae’ yang menjadi mitos masyarakat lokal di sana.
Ular dengan ukuran tubuh sangat pendek, berbadan gemuk dan memiliki kaki tersebut diyakini banyak masyarakat di Lombok keberadaannya. Meskipun tidak ada bukti spesifik yang menjelaskan keberadaan ular tersebut. Dari mulut ke mulut, mitos tersebut diyakini masyarakat sejak tahun 90-an.
Keberadaan Ular Belae pun bahkan dikatagorikan jenisnya oleh masyarakat Lombok. Ada yang menyebut Ular Belae Salak dengan mata merah menyala dan memiliki sisik seperti buah salak.
Ada juga yang menyebut Belae Kolo, seperti sosok unggas namun berekor ular dengan kaki berotot seperti kadal dengan sisik tebal yang bisa terbang.
Belum lama ini sebuah video diunggah oleh akun YouTube ‘Wan Sasak’. Video berjudul ‘Ular belae lombok’ ditonton 2,3 ribu kali sejak diunggah pada 27 Mei 2025.
Video tersebut memperlihatkan sebuah hewan melata dengan tubuh pendek dan gemuk, juga memiliki kaki yang bisa berjalan.
Dalam rekaman terdengar seorang pria berujar menggunakan bahasa Sasak yang menyebut ular tersebut.
Penelusuran Fakta
Video yang diunggah akun YouTube tersebut kami tunjukkan kepada Komunitas Ular untuk memastikan kebenaran dalam video tersebut.
Komunikasi Ular, Amelia Ra menjelaskan bahwa video tersebut merupakan Kadal Panana atau dalam bahasa asing disebut Blue Tongue Skinks. Dalam bahasa latin dengan dengan nama Tiliqua Gigas.
Kadal dengan lidah biru tersebut masuk dalam keluarga Scincidae dan tidak memiliki bisa (non venomeus).
“Kadal (penyeberangan di) Papua dan pulau-pulau sekitarnya,” kata Amelia.
Amelia menjelaskan oleh masyarakat setempat sering disebut ular berkaki empat karena kepalanya berbentuk menyerupai ular.
“Kadal Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Meskipun kadang disebut dengan ular berkaki empat, namun sebenarnya mereka bukan termasuk kelompok ular melainkan sejenis kadal,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa kadal ini tidak berbahaya bagi manusia dan masih dalam kategori aman bagi manusia.
“Aman, kadal ini sama sekali tidak berbahaya pada manusia,” ujarnya.

Dijelaskan juga bahwa Kadal Panana tidak memiliki penyebaran di Lombok. Sehingga video tersebut merupakan video yang berasal dari luar Lombok namun suara dalam video di-dubbing dengan menggunakan bahasa Lombok.
Kesimpulan
Video tersebut bukan merupakan Ular Belae seperti mitos banyak masyarakat di Lombok. Itu merupakan jenis Kadal Panana yang penyebarannya bukan dari Lombok.
Suara pada video tersebut juga merupakan proses dubbing atau proses mengganti audio asli (suara, dialog, atau musik) dalam suatu rekaman video atau film dengan audio baru.