KORANNTB.com – Penampilan lima pesilat asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025 sukses mencuri perhatian penonton. Mereka tampil dalam lomba silat budaya yang tergabung dalam Induk Organisasi Olahraga (Inorga) Asosiasi Pencak Silat Budaya Seluruh Indonesia (APPSBI) di Bencingah Pendopo Kantor Bupati Lombok Barat, Selasa, 29 Juli 2025.

Ratusan pasang mata tertuju ke panggung saat para pesilat NTB mulai menunjukkan kebolehannya. Kombinasi gerakan pencak silat yang berpadu dengan tarian khas daerah langsung disambut riuh tepuk tangan dan sorakan dukungan dari penonton yang memadati area pertunjukan.

Penampilan mereka tidak hanya mengandalkan jurus tangan kosong, tetapi juga menggabungkan permainan senjata seperti trisula dan kipas tangan. Perpaduan koreografi yang selaras dan ekspresi penuh semangat membuat penampilan mereka begitu memukau.

Pelatih Silat NTB, Rina Dwi Astuti, menjelaskan bahwa kelompok yang tampil merupakan tim campuran yang menyatukan unsur seni dan filosofi budaya lokal dalam setiap gerakan.

Link Banner

“Ini namanya kelompok campuran. Pencak silat ada memang seni kembangan dengan gerakan bersama-sama menggunakan koreografi. Jadi ada bentuk-bentuk susunan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rina menuturkan bahwa setiap gerakan memiliki makna tersendiri yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat NTB sehari-hari.

“Memiliki filosofi budaya NTB. Misalnya ada yang gerakan tangan kosong seperti mencangkul. Ada gerakan seperti menyabit rumput. Baru kita kembangkan kemahiran senjata lain,” jelasnya.

Pada FORNAS tahun ini, NTB mengikuti 14 dari 16 kategori yang dipertandingkan dalam cabang silat budaya. Keikutsertaan ini merupakan yang pertama kalinya bagi kontingen NTB dalam ajang silat budaya di FORNAS.

“Ini pertama kali kita ikut untuk NTB. Mudah-mudahan kita mampu bersaing dengan provinsi lain,” harap Rina.

Atraksi silat budaya NTB yang sarat nilai tradisi ini menjadi salah satu penampilan yang paling berkesan di hari ini, sekaligus menegaskan bahwa seni bela diri warisan leluhur masih hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat.