Ketum KORMI Nasional Apresiasi Semangat Silat Budaya di Fornas VIII NTB
KORANNTB.com – Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Nasional, Adil Hakim, menghadiri dan menyaksikan langsung penampilan para pegiat pencak silat budaya yang tergabung dalam Induk Organisasi Olahraga (Inorga) Asosiasi Pencak Silat Budaya Seluruh Indonesia (APPSBI). Acara tersebut berlangsung di Bencingah Pendopo Kantor Bupati Lombok Barat, Selasa, 29 Juli 2025, sebagai bagian dari rangkaian Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) VIII yang digelar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kehadiran Adil Hakim tidak sekadar bersifat seremonial. Ia tampak aktif berdialog dengan peserta dan pengurus Inorga, serta menyimak setiap penampilan dengan penuh perhatian. Beragam gaya pencak silat budaya dari berbagai daerah dipertunjukkan dalam suasana yang semarak, penuh makna tradisi, namun tetap mengedepankan semangat persaudaraan dan sportivitas.
Menurut Adil, pencak silat sebagai warisan budaya leluhur Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam menggerakkan masyarakat, tidak hanya sebagai olahraga, tetapi juga sebagai bagian dari identitas dan nilai kebangsaan. Ia menekankan pentingnya pelestarian dan adaptasi nilai-nilai budaya melalui jalur olahraga masyarakat.
“Pencak silat tetap tumbuh sebagai olahraga berakar pada budaya, namun adaptif sebagai warisan masa kini. Kita tidak hanya menjaga gerak dan jurusnya, tapi juga semangat, filosofi, dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” ungkap Adil.
Ia menyampaikan bahwa Fornas merupakan ruang yang sangat ideal untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia dalam format olahraga yang inklusif. Berbagai kalangan dari seluruh penjuru negeri bisa berpartisipasi tanpa harus menjadi atlet profesional, karena fokus utamanya adalah gerakan masyarakat aktif dan sehat.
“Fornas menjadi panggung tepat untuk mendorong masyarakat bergerak aktif dan bisa diikuti berbagai kalangan. Ini adalah pesta olahraga rakyat yang menggembirakan, membangun semangat gotong royong, serta memperkuat kebersamaan bangsa,” kata Adil.
Adil juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Fornas sebagai momentum kolaborasi, bukan hanya antar peserta dan pelatih, tetapi juga antar komunitas, organisasi, bahkan lintas daerah. Menurutnya, semangat inklusif dalam olahraga rekreasi harus menjadi fondasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan harmonis.
“Saya berharap Fornas VIII menjadi pemicu gerakan Indonesia aktif di seluruh daerah. Ini bukan sekadar event lima tahunan, tapi gerakan berkelanjutan untuk membangun bangsa dari akar rumput,” ujarnya.
Dalam pandangan Adil, kolaborasi antara Kormi dengan berbagai komunitas dan Inorga, seperti APPSBI, adalah kunci agar olahraga rekreasi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Ia menginginkan agar pencak silat budaya bukan hanya tampil dalam event besar, namun hadir di ruang-ruang publik, sekolah, desa, hingga komunitas-komunitas terkecil.
“Kita terus membuka ruang kolaborasi bersama Kormi maupun komunitas dan Inorga lain agar manfaat silat dirasakan masyarakat luas. Bukan hanya untuk prestasi, tapi juga kesehatan, karakter, dan kebudayaan,” imbuhnya.
Ia juga menekankan pentingnya membangun atmosfer persaingan yang sehat dan membahagiakan, sesuai dengan nilai-nilai rekreasi yang diusung Fornas.
“Jadikan Fornas sebagai ruang konsolidasi nasional. Kalah menang semua senang bukan sekadar slogan, tapi menjadi prinsip masyarakat. Semua peserta adalah pemenang karena telah menjaga semangat silaturahmi dan persatuan,” tegas Adil.
Mengakhiri kunjungannya, Adil menyampaikan harapan agar seluruh peserta membawa pulang tidak hanya medali, tetapi juga semangat kebersamaan dan pengalaman berharga yang akan memperkuat jaringan dan solidaritas komunitas olahraga di seluruh Indonesia.
“Semoga semua pengalaman dan persahabatan di Fornas VIII menjadi bekal berharga dan membangun komoditas solid di seluruh Indonesia,” tutupnya.
Gelaran APPSBI di Fornas VIII NTB menjadi bukti nyata bahwa olahraga tradisional seperti pencak silat budaya masih sangat relevan di tengah arus modernisasi. Lewat panggung ini, tradisi bukan hanya dilestarikan, tapi juga diberdayakan sebagai bagian dari gerakan nasional menuju masyarakat sehat, aktif, dan berkarakter.