KORANNTB.comGempa bumi berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang wilayah lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Selasa (29/7/2025) pukul 13.45 waktu setempat. Guncangan kuat yang terjadi pada kedalaman sekitar 19 kilometer ini memicu peringatan tsunami lintas negara di kawasan Pasifik, termasuk Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gelombang tsunami dengan tinggi kurang dari 0,5 meter berpotensi mencapai beberapa wilayah pesisir timur Indonesia. Sejumlah daerah dengan estimasi waktu kedatangan (ETA) gelombang tsunami telah diumumkan sebagai berikut:

Talaud — ETA 14.52 WITA

Kota Gorontalo — ETA 16.39 WITA

Link Banner

Halmahera Utara — ETA 16.04 WIT

Manokwari — ETA 16.08 WIT

Raja Ampat — ETA 16.18 WIT

Biak Numfor — ETA 16.21 WIT

Supiori — ETA 16.21 WIT

Sorong bagian utara — ETA 16.24 WIT

Jayapura — ETA 16.30 WIT

Sarmi — ETA 16.30 WIT

“Kami terus memantau perkembangan situasi di Samudera Pasifik. Berdasarkan data awal, gelombang tsunami yang bersumber dari gempa Kamchatka diperkirakan tiba di wilayah Indonesia pada sore hari dalam skala kecil,” kata Koordinator Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan pers, Selasa siang.

BMKG mengimbau warga di wilayah tersebut untuk tidak beraktivitas di kawasan pantai hingga ada pengumuman resmi lebih lanjut. Meskipun tinggi gelombang diperkirakan kecil, arus laut yang kuat tetap berpotensi membahayakan.

Dampak Global

Gempa ini juga memicu peringatan tsunami di sejumlah negara Pasifik lainnya seperti Jepang, Hawaii, Filipina, dan beberapa negara Kepulauan Pasifik Selatan. Di Rusia sendiri, gelombang setinggi 3 hingga 4 meter telah menerjang wilayah Severo-Kurilsk dan menyebabkan kerusakan ringan.

Pemerintah Rusia melakukan evakuasi warga di pesisir, sementara otoritas Jepang melaporkan gelombang tsunami setinggi 30 sentimeter telah mencapai Hokkaido.

Belum Ada Laporan Kerusakan di Indonesia

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak langsung di Indonesia. Pemerintah daerah diminta tetap siaga dan menyebarkan informasi resmi kepada masyarakat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing hoaks yang beredar di media sosial dan hanya mengacu pada informasi resmi dari BMKG dan BPBD.