KORANNTB.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi kekeringan ekstrem di sejumlah daerah, seiring puncak musim kemarau yang terjadi pada Agustus 2025.

Forecaster BMKG NTB, I Gede Widi Hariarta, mengatakan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2025 secara umum berada pada kategori rendah, yakni 0–50 milimeter per dasarian. Hanya sebagian kecil wilayah Lombok Timur dan Lombok Utara yang mencatat curah hujan menengah, antara 51–150 milimeter per dasarian.

“Curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan Lenenk Duren, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 86 milimeter per dasarian,” ujarnya, Minggu (10/8).

BMKG mencatat hari tanpa hujan berturut-turut di NTB bervariasi dari kategori pendek hingga sangat panjang, bahkan ada yang masuk kategori kekeringan ekstrem atau lebih dari 60 hari tanpa hujan. Di Kabupaten Sumbawa, Pos Hujan Lape mencatat 77 hari tanpa hujan, Pos Hujan Rhee 61 hari, sementara di Kabupaten Bima, Pos Hujan Wera mencapai 75 hari tanpa hujan.

Link Banner

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, kondisi IOD dan ENSO berada pada fase netral dan diprediksi bertahan hingga akhir 2025. Peluang hujan pada dasarian II Agustus 2025 sangat kecil, dengan potensi hujan lebih dari 20 milimeter per dasarian hanya di bawah 10 persen di seluruh wilayah NTB.

BMKG juga merilis peringatan dini kekeringan meteorologis di beberapa daerah. Level waspada meliputi Kecamatan Tambora di Kabupaten Bima, Kediri di Lombok Barat, Aikmel dan Pringgasela di Lombok Timur, Pemenang di Lombok Utara, Batulanteh dan Lenangguar di Sumbawa, serta Brang Rea di Sumbawa Barat.

Level siaga mencakup sejumlah kecamatan di Dompu, Kabupaten Bima, Kota Bima, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. Sementara level awas terdapat di Kecamatan Wawo di Kabupaten Bima serta Kecamatan Lape dan Rhee di Sumbawa.

Nindya Kirana, forecaster lainnya, mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi dampak kekeringan.

“Manfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau bak penampungan lainnya, dan tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.

Masyarakat diminta terus memperhatikan informasi terbaru dari BMKG untuk perencanaan kegiatan dan menjaga kesehatan di tengah musim kemarau ini.