KORANNTB.com – Polda NTB telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi. Masing-masing adalah dua atasan Nurhadi yaitu Kompol Yogi dan Ipda Haris dan seorang perempuan asal Jambi bernama Misri.

Dari rekonstruksi ulang yang digelar kemarin di Gili Trawangan, ada indikasi yang mengarah tidak terlibatnya Misri dalam kasus pembunuhan tersebut.

Pada pukul 19.59 WITA pada 16 April 2025 Misri membangunkan Kompol Yogi. Saat itu Yogi sudah bangun dan berdiri bermain ponsel. Waktu yang sama juga di luar ada Ipda Haris dan Brigadir Nurhadi yang sedang mandi di kolam.

Baru kemudian Misri masuk ke kamar mandi dan berada di kamar mandi cukup lama.

Link Banner

Pengacara Misri, Yan Mangandar Putra mengatakan dari hasil yang dia saksikan saat rekonstruksi, posisi kamar mandi berada di belakang kamar tidur dan lebih jauh dari kolam renang.

Saat berada di kamar mandi, orang tidak akan mendengar keributan yang terjadi di luar. Hanya terdengar suara mesin exhaust fan yang ada di kamar mandi. Itu membuat suara di teras luar tidak dapat terdengar sampai kamar mandi.

Ditambah lagi, dengan dinyalakan shower air maka akan membuat orang di kamar mandi tidak akan mendengar suara bising di luar.

“Fakta penting saya lihat keluar masuk kamar mandi, ternyata benar kamar mandi tidak mendengar suara. Yang ada hanya suara exhaust. Di tempat tidur pun tidak terdengar sama sekali suara,” katanya.

Untuk membuktikan itu, pihak pengacara memiliki video rekaman saat rekonstruksi kemarin. Tampak di teras dan ruang tidur banyak petugas yang mempersiapkan adegan rekonstruksi sehingga tampak bising atau ribut. Begitu video beralih ke kamar mandi, yang terdengar hanya suara mesin exhaust ditambah bunyi shower air.

Itu mengindikasikan Misri saat kejadian tidak mengetahui keributan di luar yang menewaskan Nurhadi.

Ahli Bela Diri

Bukti lainnya semakin memperkuat Misri tidak terlibat kasus tersebut. Polisi mendatangkan ahli forensik dan ahli bela diri saat rekonstruksi.

Dari hasil rekonstruksi, ahli bela diri menyebut orang yang mampu menghabiskan nyawa Nurhadi adalah orang yang setidaknya paham bela diri.

Ipda Haris memiliki catatan pernah berlatih karate. Dulunya dia berlatih bela diri di Mayura Mataram. Di sisi Kompol Yogi memiliki pengalaman di bidang Reserse yang urusan sehari-hari menangkap pelaku kejahatan. Meski demikian itu tidak menjamin keduanya benar-benar pelaku sebelum adanya putusan pengadilan.

Mengarah ke Yogi dan Haris

Usai rekonstruksi kemarin, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan berdasarkan keterangan ahli dan jalannya rekonstruksi, dua atasan Brigadir Nurhadi diduga kuat menjadi pelaku utama.

“Berdasarkan keterangan ahli forensik dan ahli bela diri, karena di situ ada tiga. Tiga itu yang kita duga pelakunya. Tapi yang berat pelakunya ada dua orang, yaitu Kompol Yogi dan Ipda Haris,” kata dia.

Ditambah lagi hanya mereka berdua yang bersama Brigadir Nurhadi menjelang Nurhadi ditemukan tewas.