Duka Bulan Kemerdekaan di Lombok, Tiga Kasus Pembunuhan Terjadi
KORANNTB.com – Bulan kemerdekaan yang seharusnya menjadi bulan kebahagiaan untuk masyarakat Indonesia, justru kontras terjadi di Lombok. Di bulan Agustus 2025 setidaknya ada sekitar tiga kasus dugaan pembunuhan atau penganiayaan dengan lokasi terpisah.
Berikut ini adalah tiga kasus kematian yang menghebohkan masyarakat di Lombok, pulau yang dijuluki “Seribu Masjid” tersebut.
1. Nurminah
Siang tadi, Sabtu, 23 Agustus 2025 polisi melakukan pembongkaran sebuah sumur yang berlokasi di Blok H-E Nomor 8, Perusahaan Griya, Perembun Asri, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat.
Di sanalah jenazah seorang janda yang bekerja sebagai karyawan warung Sate Hajat terkubur tanpa sehelai benang penyekat.
“Tubuh korban ditemukan dalam kondisi tanpa busana,” kata Kepala Desa Perampuan Zubaidi.
Nurminah dibunuh oleh kekasihnya Imam Hidayat yang merupakan seorang mualaf. Belum dipecahkan motif pembunuh tersebut, namun diduga mengarah ke kecemburuan.
Jenazah korban saat ini masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Kota Mataram.
2. Diracun Tetangga
Kasus lainnya adalah seorang pemuda di Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah berinisial MI (20). Dia diracuni tetangganya sendiri berinisial HJ seorang pria berusia 30 tahun.
Motifnya sederhana, telepon selular milik HJ hilang. Dia menuduh MI sebagai pelakunya.
Dia kemudian memberikan air ke MI yang telah dicampur racun (potasium sianida). Alasannya memberikan minuman dengan dalih air itu adalah air keramat. Jika orang yang meminumnya tidak mencuri maka akan selamat. Namun sebaliknya jika orang yang mencuri meminumnya maka akan mati.
MI yang merasa tidak melakukan aksi pencurian dengan berani meminumnya. Tidak lama berselang dia mengalami kejang dan kehilangan nyawanya.
Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, IPTU Luk Luk II Maqnun, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WITA, 21 Agustus 2025.
3. Santri Tewas
Seorang santri SMP Islam di Kecamatan Praya, Lombok Tengah berinisial HM tewas diduga akibat dianiaya. Kejadian terjadi pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Korban berusia 12 tahun warga Desa Persiapan Mentokok, Kecamatan Praya Barat.
Korban diduga terlibat perkelahian dengan rekan sesama santri hingga kepalanya terbentuk tembok. Efek yang dirasakan datang belakangan yang membuat korban meninggal.
Polres Lombok Tengah saat ini secara maraton telah memeriksa saksi-saksi yang masih di bawah umur.
Tiga kasus di atas terjadi di bulan kemerdekaan. Ini menjadi refleksi memaknai apa sesungguhnya kemerdekaan itu sendiri. Kemerdekaan bukan hanya bebas dari penjajahan bangsa asing, tapi bebas untuk hidup.
Membunuh orang merampas hak orang lain untuk hidup. Itu merupakan hak paling dasar dalam kemerdekaan.
