KORANNTB.com – Media Rusia Sputnik ikut menyoroti aksi demo yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia pada awal September lalu. Aksi ini bahkan sempat membuat Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China serta absen dalam pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Dalam laporannya, Sputnik mengutip analis geopolitik Angelo Giuliano yang menilai protes tersebut tidak sepenuhnya lahir dari faktor internal. Ia menyoroti penggunaan simbol bendera bajak laut dari anime Jepang “One Piece” yang terlihat di berbagai lokasi aksi. Menurutnya, simbol tengkorak dengan topi jerami itu menyerupai taktik yang pernah digunakan di sejumlah negara lain dalam rangkaian gerakan protes.

“Simbol ini menunjukkan adanya pengaruh eksternal yang patut dicermati,” kata Giuliano kepada Sputnik.

Ia menyebut setidaknya ada dua pihak luar yang mungkin terlibat. Pertama, National Endowment for Democracy (NED), lembaga yang sejak tahun 1990-an disebut aktif mendanai media di Indonesia. Kedua, jaringan Open Society Foundation yang didirikan George Soros, tokoh yang sejak lama memiliki aktivitas mendukung organisasi sipil di berbagai negara.

Jeff J. Brown, penulis dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation, juga mengaitkan gejolak di Indonesia dengan kepentingan geopolitik kawasan Indo-Pasifik. Ia menilai Barat tidak nyaman dengan posisi Prabowo yang memperkuat kerja sama dengan China, Rusia, SCO, hingga BRICS.

“Situasi ini mirip seperti di Serbia. Barat ingin mengganti pemimpin yang tidak sesuai dengan kepentingannya, sebagaimana mereka pernah mendukung Suharto di masa lalu,” kata Brown.

Sputnik mencatat, Indonesia kini memiliki posisi strategis. Selain menjadi negara dengan populasi hampir 300 juta jiwa, Indonesia juga merupakan ekonomi terbesar kedelapan dunia berdasarkan paritas daya beli (PPP) dan terbesar di ASEAN. Kondisi ini membuat Indonesia dianggap sebagai target penting bagi skenario politik global.

Meski begitu, sejauh ini tudingan adanya campur tangan asing dalam aksi unjuk rasa di Indonesia masih sebatas pandangan analis. Belum ada bukti resmi atau pernyataan pemerintah yang menguatkan dugaan tersebut.