Intip Profil Prof Sukardi Calon Rektor Terkuat di Unram
MATARAM – Proses pemilihan Rektor Universitas Mataram untuk periode 2026–2030 mulai memasuki tahap penjaringan figur-figur potensial yang dinilai memiliki kapasitas untuk memimpin kampus menuju era transformasi berikutnya. Di tengah dinamika tersebut, nama Prof. Dr. Sukardi, M.Pd, akademisi senior dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mencuat sebagai salah satu kandidat kuat setelah ia secara resmi menyatakan kesiapannya maju. Pernyataan ini disampaikan dalam momentum internal yang kemudian berkembang menjadi perbincangan luas di kalangan sivitas akademika.
Keputusan Prof Sukardi maju dalam kontestasi rektor bukan muncul spontan. Ia menyebut langkah tersebut merupakan hasil dari perjalanan panjang, refleksi atas pengalaman akademik, serta dorongan dari kolega, mahasiswa, dan sejumlah mitra eksternal yang melihat urgensi hadirnya pemimpin baru dengan pendekatan manajerial yang lebih adaptif. Dengan rekam jejak yang panjang dalam pengembangan pendidikan, ia memosisikan diri sebagai figur yang ingin memperkuat tradisi akademik sekaligus mendorong perubahan struktural di tingkat universitas.
Dalam pernyataannya, Prof Sukardi menekankan bahwa pencalonan ini merupakan bentuk pengabdian.
“Melalui pemilihan Rektor periode 2026–2030 ini, saya menegaskan diri untuk maju. Namun komitmen ini tidak akan berarti tanpa dukungan dan doa dari segenap sivitas akademika serta masyarakat luas. Saya berharap ikhtiar ini menjadi kontribusi terbaik yang saya persembahkan bagi Universitas Mataram,” ujarnya.
Rekam Jejak Panjang di Dunia Akademik
Selama lebih dari dua dekade berkarier, Prof Sukardi dikenal sebagai dosen yang produktif, aktif membimbing mahasiswa, dan konsisten memajukan bidang penelitian serta pengembangan kurikulum. Di FKIP, ia pernah mengemban sejumlah posisi strategis yang membuatnya berpengalaman dalam pengelolaan program studi, pembangunan sistem evaluasi pembelajaran, hingga inisiasi kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri.
Prof Sukardi juga dikenal vokal mendorong tata kelola kampus yang lebih modern dan berbasis data. Ia menilai bahwa pengelolaan perguruan tinggi hari ini harus bertumpu pada transparansi, efektivitas pengambilan keputusan, serta keberlanjutan program.
Menurutnya, tantangan perguruan tinggi tidak lagi hanya berkaitan dengan peningkatan jumlah mahasiswa atau kelengkapan fasilitas, tetapi juga kemampuan beradaptasi dengan perubahan global, tuntutan dunia industri, dan dinamika kompetisi akademik nasional.
Di ranah publikasi ilmiah, Sukardi termasuk dosen yang aktif menghasilkan karya pada jurnal nasional maupun internasional. Ia turut menginisiasi sejumlah kegiatan akademik berskala nasional, mulai dari seminar pendidikan, workshop kurikulum, hingga pelatihan pengembangan kompetensi guru.
Jejaring yang luas ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak pihak menilai dirinya memiliki modal sosial dan akademik yang kuat untuk membawa Universitas Mataram memasuki fase transformasi berikutnya.
Pengalaman berinteraksi dengan berbagai lembaga dan komunitas pendidikan di dalam maupun luar NTB juga memberikan perspektif luas bagi Prof Sukardi. Ia menilai Universitas Mataram memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berpengaruh, terutama di kawasan Indonesia Timur. Namun potensi tersebut, menurutnya, hanya dapat diwujudkan melalui kepemimpinan yang mampu menggerakkan semua elemen kampus secara kolektif, terukur, dan berbasis perencanaan jangka panjang.
Tantangan dan Arah Perubahan Unram
Dalam beberapa tahun terakhir, Universitas Mataram berada di persimpangan antara pencapaian dan kebutuhan untuk berubah. Kampus ini mengalami perkembangan signifikan dalam jumlah program studi terakreditasi unggul, peningkatan output penelitian, dan pembangunan infrastruktur. Namun bersamaan dengan itu, tantangan baru bermunculan: transformasi digital pendidikan tinggi, persaingan perekrutan mahasiswa berkualitas, tuntutan publik terhadap transparansi, serta kebutuhan memperkuat budaya riset yang lebih produktif.
Prof Sukardi memandang transformasi tersebut harus dilakukan secara sistematis. Ia menekankan perlunya memperkuat tata kelola kampus yang akuntabel, membangun sistem layanan akademik yang ramah mahasiswa, serta membuka ruang kolaborasi dengan industri dan institusi global. Ia juga menilai bahwa keberhasilan perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kesejahteraan, motivasi, dan pengembangan karier dosen serta tenaga kependidikan.
Dalam penyampaiannya, ia kembali menegaskan komitmen moralnya terhadap pengembangan kampus.
“Harapan dan doa telah menjadi penguat bagi saya untuk membulatkan tekad ini. Semoga langkah kecil ini dapat berkontribusi bagi Unram dalam mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi unggul dan berdaya saing global,” ungkapnya.
Prof Sukardi juga menyampaikan bahwa kampus harus menjadi ruang dialog yang sehat dan terbuka bagi sivitas akademika. Ia menempatkan prinsip kolegialitas sebagai landasan penting dalam memimpin, sehingga setiap kebijakan lahir dari pertimbangan akademik, bukan kepentingan sempit. Menurutnya, rektor bukan hanya pejabat administratif, tetapi pemimpin intelektual yang harus mampu menjadi teladan.
Dinamika Menuju Pemilihan Rektor 2026–2030
Pemilihan Rektor Universitas Mataram diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa fase krusial, mulai dari pendaftaran calon, penyampaian visi-misi, penilaian oleh Senat Akademik, hingga proses penetapan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sejumlah nama diperkirakan akan muncul dalam kontestasi ini, tetapi kemunculan Sukardi sejak awal dinilai memberi warna tersendiri, mengingat rekam jejak dan pengalaman panjangnya dalam struktural maupun nonstruktural.
Di lingkungan kampus, perbincangan mengenai figur yang tepat memimpin Unram dalam empat tahun ke depan terus bergulir. Beberapa pihak menilai bahwa universitas membutuhkan pemimpin yang mampu mendorong digitalisasi layanan, memperluas jejaring global, dan meningkatkan reputasi akademik. Sementara sebagian lain menilai persoalan mendasar seperti administrasi, kualitas pelayanan, dan budaya kerja juga membutuhkan perhatian besar.
Dalam konteks ini, keberanian Prof Sukardi mengajukan diri dianggap sebagai sinyal bahwa kompetisi menuju kursi rektor akan berlangsung lebih substantif. Wacana mengenai visi akademik, strategi pengembangan institusi, dan arah masa depan kampus diperkirakan akan menjadi topik utama dalam beberapa bulan mendatang.
Pada akhirnya, proses pemilihan ini tidak hanya menjadi kontestasi antarindividu, tetapi juga menjadi momentum evaluasi bersama tentang arah perkembangan Universitas Mataram. Figur-figur yang maju diharapkan membawa gagasan yang matang, pengalaman yang relevan, dan komitmen kuat untuk memajukan institusi. Dengan latar belakang akademik, rekam jejak struktural, dan pernyataan komitmen yang telah disampaikan, Prof. Sukardi kini resmi menjadi salah satu tokoh yang akan mewarnai kontestasi tersebut.
