Mengenal Apa Itu Operasi Lilin yang Digelar Polda NTB
KORANNTB.com – Sore ini, Jumat, 19 Desember 2025 Polda NTB akan melakukan Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Rinjani 2025. Apel tersebut akan dihadiri Gubernur NTB, personel TNI-Polri, DPRD NTB, kejaksaan dan lainnya.
Operasi ini dijadwalkan berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.
Banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu Operasi Lilin dan apa saja sasaran dalam kegiatan tersebut.
Operasi Lilin adalah operasi pengamanan yang dilakukan kepolisian saat sebelum, saat dan setelah perayaan natal dan tahun baru. Operasi ini seperti melakukan sterilisasi di gereja-gereja untuk menghindari benda-benda yang membahayakan saat perayaan natal nanti.
Dilansir dari Wikipedia, operasi ini mulai digelar sejak terjadi bom malam natal tahun 2000 di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk tiga gereja di Mataram. Ada belasan pelaku ditangkap yang terafiliasi dengan organisasi teroris Jamaah Islamiyah. Pasca serangan serentak di puluhan gereja di Indonesia pada 2000, para pelaku ini juga melancarkan aksi bom Bali 2002.
Dari peristiwa tersebut kemudian kepolisian membentuk Operasi Lilin. Biasanya sebelum perayaan natal semua gereja akan disterilkan. Termasuk jemaat yang akan masuk akan diperiksa petugas.
Kemudian untuk kaitannya dengan tahun baru, polisi juga akan membentuk pos di sejumlah titik untuk mengamankan jalannya perayaan tahun baru agar tetap kondusif. Untuk Operasi Lilin 2025 di NTB, ada sebanyak 30 pos yang dibangun dan tersebar di sejumlah titik.
Dari sisi kekuatan personel, Operasi Lilin Nataru 2025 di wilayah NTB melibatkan 1.908 personel gabungan. Jumlah itu terdiri dari 185 personel Polda NTB, 981 personel Polres/ta jajaran, serta 742 personel dari instansi terkait.
Polisi juga menyoroti kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Sebanyak 2.730 personel disiagakan dengan melibatkan unsur Polri, TNI, SAR, BPBD, serta unsur pendukung lainnya.
Wakapolda NTB Brigjen Pol. Hari Nugroho turut mengimbau agar malam pergantian tahun diisi dengan kegiatan positif. Bersama Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, akan digelar doa bersama bertajuk “Pray for Sumatera” sebagai bentuk empati bagi para korban bencana.
“Pengamanan Nataru bukan hanya soal situasi aman, tapi juga kepedulian sosial. Kami berharap masyarakat NTB bisa merayakan akhir tahun dengan damai, tertib, dan penuh empati,” katanya.
