KORANNTB.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Provinsi Aceh yang terdampak bencana banjir dan longsor. Pelepasan bantuan tersebut digelar di Kantor Gubernur NTB, Sabtu, 20 Desember 2025.

Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra hingga kini masih menelan korban jiwa. Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga tiga jam terakhir jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.090 orang. Ratusan warga lainnya masih dinyatakan hilang dan ribuan orang terpaksa mengungsi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, di tengah bencana dan duka yang dialami masyarakat Aceh, kehadiran bantuan dari daerah lain diharapkan dapat memberikan semangat dan penguatan moral.

Ia menuturkan, hubungan persahabatan antara Aceh dan NTB telah terjalin dengan baik sejak lama. Aceh disebut hadir membantu NTB saat daerah ini pernah dilanda musibah, sehingga saat ini menjadi momentum bagi NTB untuk membalas kebaikan tersebut sekaligus mempererat silaturahmi antardaerah.

“Hubungan provinsi Seribu Masjid dan provinsi Serambi Mekkah sudah terjalin baik. Bantuan ini merupakan kepedulian,” tutur Miq Iqbal, sapaan akrab Gubernur NTB.

Selain Aceh, Pemprov NTB juga menyalurkan bantuan kepada dua provinsi lain yang terdampak banjir, yakni Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat. Bantuan tersebut dialokasikan dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Provinsi NTB.

“Bantuan itu bantuan kasih sayang, bantuan rasa cinta. Kita alokasikan bantuan ini dari dana BTT, masing-masing provinsi kita bantu satu miliar,” imbuhnya.

Mantan Duta Besar RI untuk Turki itu berharap, 30 orang tim yang diberangkatkan dapat menjaga kesehatan selama bertugas serta aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memantau perkembangan kondisi wilayah terdampak.

Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah NTB Lalu M. Faozal melaporkan, sebanyak 30 tenaga medis terbaik diberangkatkan menggunakan pesawat dengan tujuan akhir Aceh Utara.

“Berangkat menggunakan pesawat reguler, selama delapan hari berada di sana,” ujarnya.

Acara pelepasan bantuan ditutup dengan pemasangan rompi tanggap darurat kepada tim medis, foto bersama, serta peninjauan langsung sarana transportasi yang digunakan untuk keberangkatan tim.