MATARAM – Gempa besar beruntun yang melanda Lombok baru baru ini, secara langsung membuat pariwisata daerah ini terkena imbas. Apalagi salah satu ikon wisatanya, Gili Trawangan, turut menjadi lokasi terdampak gempa dengan robohnya beberapa bangunan hotel yang berujung evakuasi besar-besaran wisatawan dari pulau mungil tersebut.

Akibat gempa, Gili Trawangan langsung ditinggal para penghuninya. Tidak saja wisatawan. Para pelaku wisata di sana dan penduduk asli Gili Trawangan pun ikut keluar gili, mengungsi. Dalam beberapa hari, Trawangan dan juga dua gili lainnya, yaitu Gili Air dan Gili Meno berubah seperti pulau tak berpenghuni. Kondisi itu jelas sangat memprihatinkan bagi dunia pariwisata Lombok.

Gempa besar yang terjadi tiga kali beruntun dalam sepekan dan merobohkan puluhan ribu rumah, ratusan korban meninggal serta ribuan warga luka-luka menjadi tragedi Lombok secara keseluruhan. Banyak pihak bersimpati dan mengulurkan bantuannya.

Pada tanggal 16-18 Nopember 2018 mendatang, sebanyak 200 warganet dari berbagai provinsi di Indonesia, akan datang ke Lombok. Kedatangan mereka membawa misi memulihkan citra pariwisata Lombok ke dunia luar.

“Ya. Kami punya misi mengembalikan kepercayaan dunia luar terhadap pariwisata Lombok, setelah sempat meredup karena gempa. Dunia luar sana harus diberitahu bahwa Lombok sudah aman,” ungkap Ketua Forum Jurnalis Pariwisata (FJP) NTB, Suparman didampingi penanggung jawab kedatangan 200 warganet ke Lombok.

Siapakah ratusan warganet tersebut? Suparman dan Purwandi yang kesehariannya adalah jurnalis pariwisata dan olahraga, dimana juga bergabung di Forum Wartawan Olahraga NTB dan Forum Jurnalis Pariwisata NTB, menjelaskan para warganet yang dia datangkan ke Lombok itu merupakan komunitas fans klub Real Madrid se Indonesia.

Di Indonesia, komunitas para penggemar Real Madrid, salah satu klub sepakbola terkenal asal Spanyol, berpusat di Jakarta dan memiliki perwakilan-perwakilan di setiap daerah provinsi. Komunitas ini sudah mendapatkan pengakuan langsung dari pihak Real Madrid Spanyol, dengan pengesahan sebagai organisasi resmi bernama Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI).

Dijelaskan Suparman, PRMI Indonesia baik secara keanggotaan maupun organisasi memiliki jaringan internasional yang terhubung sangat kuat. Antar Madridista di seluruh dunia saling berinteraksi lewat internet, seperti facebook, twitter, instagram, v-log, you tube dan sosial media lainnya.

Madridista, sebutan bagi penggemar Real Madrid, hampir setiap waktu berinteraksi dengan sesama madridista di internet. Topik yang dibahas tidak saja tentang Real Madrid, tetapi masing-masing juga mengeksplore keindahan negara masing-masing dan destinasi wisata yang mereka datangi.

“Rata-rata para penggemar Real Madrid ini kan suka traveling juga. Mereka suka berlibur, selfie di destinasi yang dikunjungi kemudian di share di internet, berbagi cerita dan keindahan sesama Madridista di berbagai negara,” jelasnya.

Disebutkan Suparman, ada tiga tempat yang akan menjadi rute eksplorer wisata 200 warganet ini. Pertama, mereka akan eksplore keindahan Senggigi. Kemudian ke Gili Trawangan untuk mengendorse segala pesona yang dimiliki gili tersebut.

Terakhir, mereka akan eksplore pesona KEK Mandalika Lombok Tengah.
“Intinya, mereka akan mengatakan kepada dunia bahwa Lombok aman, tetap indah meski sempat dilanda gempa. Dengan foto mereka sedang berada di tiga destinasi itu, mereka ingin memberi bukti langsung bahwa mereka memang sedang berada di Lombok dan menikmati indahnya Lombok,” papar Suparman.

Ditambahkan dia, biaya kedatangan para warganet dari komunitas Real Madrid itu sepenuhnya dari pribadi masing-masing. Mulai dari tiket pesawat pulang pergi hingga hotel untuk dua malam.

“Yang datang ini ada yang dari Marauke, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Kupang, Jakarta, Surabaya, Bandung dan daerah provinsi lainnya. Totalnya ada 48 daerah berbagai provinsi,” tutupnya. (M)