Wisatawan Mengeluh Tarif Masuk Pantai Seger, Saber Pungli Diterjunkan
KORANNTB.com – Dunia pariwisata di Lombok Tengah kembali tercoreng karena maraknya pungutan liar atau pungli saat masuk di Pantai Seger, Mandalika, Lombok Tengah.
Pantai Seger merupakan pantai yang identik dengan legenda Putri Mandalika melompat diri ke laut dan berubah menjadi nyale atau cacing laut.
Namun baru-baru ini beredar video seorang wisatawan lokal yang menggunakan mobil berdebat dengan penjual tiket ke sana. Pasalnya, saat pergi ke pantai, dia melewati tiga portal masuk. Setiap portal masuk wajib bayar Rp10 ribu per kepala.
Itu belum termasuk tiket untuk jalan kaki menuju bukit di pantai tersebut. Sehingga sangat membebani kantong wisatawan.
Dari rekaman video itu, seorang ibu-ibu mengancam untuk melaporkan oknum yang diduga melakukan pungli.
Dengan santainya, seorang pemuda dengan memakai baju kaos warna hitam menjawab silahkan laporkan saja. Saat ditegaskan memangnya tempat ini milik pribadi, pemuda itu pun mengklaim bukit sekitar Pantai Seger milik pribadi.
Salah seorang pengunjung Intan Hulicelan mengaku, sedikitnya ada tiga portal yang dilewati dan di tiap portal membayar Rp 10.000.
Setelah sampai parkir kemudian bayar lagi untuk satu orang yang menggunakan mobil senilai Rp 10.000. Jumlah itu sudah termasuk untuk membayar naik ke atas bukit Seger.
“Saya kesana bersama 4 orang diminta bayar Rp. 40.000 kalau mau naik ke bukit, ya akhirnya saya balik karena merasa risih serba bayar untuk sekadar menikmati alam,” katanya, Rabu, 3 Agustus 2022.
Perempuan asli Cirebon itu pun sampai debat dengan para petugas yang meminta tarif kunjungan dan meminta mereka untuk menjelaskan karcis untuk apa dan apakah itu resmi dari pemerintah daerah.
“Setelah saya cek, enggak ada tuh cap dari pemerintah daerah. Saya tegaskan ke mereka bahwa ini pungutan liar,” ujarnya.
Ketika harus membayar begitu banyaknya dengan fasilitas seadanya, Intan menilai sangat tidak wajar dan justru mencoreng dunia pariwisata.
“Tempat ini kan milik masyarakat NTB dan semua masyarakat berhak menikmatinya. Jadi, tidak mesti membayar sampai Rp 70.000. Apalagi toilet tidak ada, Musholla juga tidak ada. Keamanan parkir pun diragukan, hanya sebatas numpang parkir,” urainya.
Bayangkan saja, lanjutnya, jika orang yang membawa uang pas-pasan ingin menikmati wisata ini kemudian diminta uang segitu banyaknya apakah tidak kasihan.
“Hal-hal seperti ini harus menjadi atensi dan segera ditangani. Kalau begini terus rusak citra pariwisata,” keluhnya.
Atensi Inspektorat dan Dispar
Sementara, Kepala Inspektorat Provinsi NTB, Ibnu Salim memberikan atensi keluhan yang dialami wisatawan berkunjung ke pantai tersebut.
“Pastinya, jika memang ada pungutan dan itu membuat pengunjung yang datang menikmati kawasan Pantai Seger, dirugikan. Kami siap akan melakukan monitoring melalui tim Saber Pungli ke wilayah tersebut,” katanya.
Ibnu meminta masyarakat untuk menjaga citra pariwisata di Lombok. Apalagi, Pantai Seger merupakan kawasan penyangga Mandalika yang masuk dalam kawasan strategis nasional.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lendek Jayadi merasa geram dengan sikap oknum yang melakukan pungli di tempat wisata.
“Kami akan segera koordinasi. Mereka tidak tahu diuntung,” tegasnya. (red)
Foto: Pantai Seger (pantainesia.com)