KORANNTB.com – Telah kali kedua MotoGP digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok yang menjadi sirkuit kebanggaan Indonesia. Berbagai pembenahan dan evaluasi dilakukan untuk menyukseskan pergelaran balapan dunia di tanah Lombok tersebut.

Di balik kemegahan Sirkuit Mandalika, ternyata memiliki perjalanan yang sangat panjang untuk bisa menyelenggarakan event dunia tersebut, dan masih panjang lagi perjalanan menjadi pusat investasi baru di Indonesia.

Managing Director ITDC Mandalika 2019-2020, I Wayan Karioka mengatakan keterlibatan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dalam membangun Mandalika memiliki perjalanan yang cukup panjang.

Terpilihnya ITDC membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika berkaca dari kesuksesan dalam membangun Nusa Dua Bali. Namun tentu saja membangun Mandalika tidak seperti membangun Nusa Dua. Mandalika memiliki luas sekitar 1.200 hektare, sementara Nusa Dua hanya sekitar 300 hektare.

“Mandalika empat kali lebih luas dari Nusa Dua. Mandalika 1.200 hektare sehingga menjadi sebuah tantangan. Mendesain Mandalika mulai dari belakang, mau jadikan apa sih Mandalika ini. Kita kaji sebaik-baiknya, kita libatkan konsultan,” kata Karioka dalam diskusi pariwisata disadur dari Youtube @Lombok Peduli Pariwisata, Sabtu 14 Oktober 2023.

Untuk mendesain Mandalika seperti sekarang ini dibuat sebuah masterplan mulai dari sirkuit, fasilitas hiburan, kawasan perbelanjaan dan lainnya. Langkah tersebut untuk menarik investor mau berinvestasi di Mandalika.

“Dibuat suatu masterplan bahwa di sini akan ada sirkuit, akan ada fasilitas hiburan, kawasan perbelanjaan, pelabuhan dan sebagainya. Itu dikombinasi dalam satu pengembangan kawasan. KEK diberi kemudahan regulasi yang ramah investasi supaya dana investasi di awal tidak besar untuk menarik investor,” ujarnya.

Karioka membandingkan dengan Nusa Dua Bali, di mana hotel pertama di sana dibangun pada tahun 1980-an, sementara hotel terakhir dibangun pada 2018. Artinya memiliki rentang waktu yang panjang investasi tersebut mulai dilirik investor. Ini tentunya menjadi tantangan bagi Mandalika yang memiliki luas empat kali Nusa Dua.

“Nusa Dua Bali hotel pertama dibangun (tahun) 80-an, hotel terakhir 2018. Berarti 30 tahun baru selesai. Ini kan panjang. Apalagi Mandalika seluas empat kali Nusa Dua,” katanya.

Karioka menjelaskan banyak negara yang tertarik membangun Mandalika, namun ITDC dipilih setelah melalui peninjauan terhadap perusahaan tersebut.

“Ini Sirkuit Mandalika perebutan dari sekian banyak negara yang ingin membangun Sirkuit Mandalika. Proses siapa yang menentukan dan menetapkan ITDC layak membangun sirkuit. Proses panjang dari meninjau kompetensi ITDC bagaimana mengelola Nusa Dua, layak tidak perusahaannya dan diputuskan di depan presiden,” kata dia.

I Wayan Karioka

Menjual Sport Tourism

Hadirnya Sirkuit Mandalika di Lombok menjadi sebuah strategi menarik wisatawan untuk hadir di sana. Siapa sangka Mandalika yang dahulunya adalah tanah tandus dan panas kini menjelma bak sang legenda Lombok Putri Mandalika yang cantik jelita.

Terpilihnya Mandalika sebagai wisata olahraga atau sport tourism karena NTB sadar sport tourism menjadi penggerak ketertarikan wisatawan untuk hadir. Di samping itu jika NTB hanya menonjolkan budaya semata, tentu saja kalah dengan tetangganya Bali. Sehingga hadirnya Sirkuit Mandalika menjadi strategi untuk mengundang banyak wisatawan hadir.

“Daya tarik utama turisme itu ada kultur, spot dan lainnya. Untuk mempercepat pengembangan pariwisata maka dikaji bahwa NTB perlu trigger tambahan, di samping ada alam dan budaya, makanya diputuskan sport tourism mempercepat pengembangan pariwisata,” ujar Karioka.

“Ini sejalan dengan konsep pusat dan daerah, sehingga pusat memasukan destinasi super prioritas itu nyambung dengan konsep NTB membangun Mandalika,” tambahnya.

Banyak Tantangan: (Baca selanjutnya)