KORANNTB.com – Penolakan terhadap rencana relaksasi izin ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terus bergulir. Konsorsium Aktivis NTB secara tegas menyatakan sikap menolak kebijakan tersebut karena dinilai bertentangan dengan semangat hilirisasi dan kemandirian ekonomi nasional.

Ketua Konsorsium Aktivis NTB, Fidar Khairul Diaz, menyebut relaksasi ekspor hanya akan menguntungkan segelintir elite korporasi dan melemahkan komitmen pemerintah dalam membangun industri pengolahan dalam negeri.

“Kami menolak segala bentuk relaksasi ekspor konsentrat yang diberikan kepada PT Amman Mineral. Ini bukan langkah maju, melainkan kemunduran terhadap agenda hilirisasi yang sudah lama digaungkan Presiden,” tegas Fidar dalam keterangan persnya, Kamis (11/7).

Menurutnya, konsesi besar yang telah diberikan kepada PT Amman Mineral seharusnya dibarengi dengan tanggung jawab serius dalam membangun fasilitas smelter. Bukan justru menuntut kelonggaran izin ekspor saat proyek pemurnian belum tuntas.

“Pemerintah jangan tunduk pada tekanan korporasi besar. Jika Amman Mineral belum sanggup menyelesaikan pembangunan smelter sesuai tenggat waktu, sanksi administratif dan pencabutan izin ekspor harus ditegakkan,” tambahnya.

Kemandirian Ekonomi dan Desakan Audit Smelter

Konsorsium Aktivis NTB juga menyoroti dampak jangka panjang dari relaksasi izin ekspor. Menurut mereka, jika kelonggaran terus diberikan tanpa evaluasi objektif, maka komitmen Indonesia keluar dari ketergantungan pada ekspor bahan mentah hanya menjadi slogan.

“Relaksasi semacam ini hanya akan membuat investor merasa bebas dari kewajiban pembangunan hilirisasi. Negara jangan kalah oleh lobi tambang,” ujar Fidar.

Konsorsium juga mendesak pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian, segera melakukan audit menyeluruh terhadap progres pembangunan smelter PT Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa Barat.

“Sudah waktunya pemerintah transparan. Publik berhak tahu sejauh mana progres proyek smelter itu, termasuk siapa yang mengawasi dan apa kendala riil di lapangan,” katanya.

Siapkan Aksi Massa

Sebagai bentuk keseriusan, Konsorsium Aktivis NTB menyatakan tengah menyiapkan langkah lanjutan jika tuntutan mereka diabaikan, termasuk rencana aksi unjuk rasa besar-besaran di Mataram dan Jakarta.

“Kalau suara kami tak didengar, kami akan turun ke jalan. Ini bukan soal politik, ini soal masa depan sumber daya alam Indonesia dan martabat kebijakan nasional,” tegas Fidar.

Adapun empat tuntutan resmi yang disampaikan Konsorsium Aktivis NTB adalah:

  1. Menolak relaksasi izin ekspor konsentrat PT Amman Mineral.
  2. Mendesak audit total dan transparan terhadap pembangunan smelter PT Amman Mineral.
  3. Menuntut penegakan sanksi administratif atas keterlambatan proyek smelter.
  4. Mendorong keterbukaan pemerintah terhadap kebijakan ekspor mineral secara nasional.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Amman Mineral belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan dan tuntutan Konsorsium Aktivis NTB.