KORANNTB.comSuhu udara di Nusa Tenggara Barat (NTB) belakangan ini terasa semakin dingin, terutama saat malam hari. Bahkan, di kawasan Gunung Rinjani, suhu tercatat mencapai 1 derajat Celcius pada Kamis malam, 17 Juli 2025. Sementara itu, di Desa Tetebatu, Lombok Timur, suhu menyentuh angka 8 derajat Celcius.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM, Anggi Dewita, menjelaskan bahwa suhu dingin di NTB saat ini merupakan kondisi yang umum terjadi saat musim kemarau.

“Setiap tahun, ketika kemarau tiba, suhu udara memang cenderung turun, terutama di wilayah-wilayah dataran tinggi seperti Rinjani,” ujarnya.

Menurut Anggi, ada beberapa faktor yang menyebabkan suhu terasa sangat dingin. Pertama, pengaruh angin monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering melintasi NTB.

Link Banner

“Angin dari selatan ini menyebabkan adveksi udara dingin yang membuat suhu turun secara signifikan,” jelasnya.

Kedua, minimnya awan di langit NTB turut memperparah dinginnya malam. “Awan itu seperti selimut. Saat tidak ada awan, panas dari permukaan bumi langsung terlepas ke angkasa. Ini yang menyebabkan suhu malam hari jadi lebih rendah,” tambah Anggi.

Faktor ketiga, kata dia, adalah kondisi angin yang cenderung tenang pada malam hari.

“Ketika angin lemah, udara dingin yang berat tidak tercampur dengan lapisan udara lain. Akibatnya, udara dingin tetap berada di permukaan,” terangnya.

Terakhir, kelembapan udara yang rendah juga berkontribusi. “Uap air biasanya menyimpan panas. Ketika kelembapan rendah, tak ada media yang menjaga panas tetap di dekat permukaan, sehingga suhu menjadi lebih dingin,” ujarnya.