KORANNTB.com – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal terseret dalam kasus dana siluman DPRD NTB yang saat ini diusut jaksa. Anggota Komisi IV DPRD NTB, Abdul Rahim yang dikembali diperiksa Kejati NTB, Selasa, 14 Oktober 2025, membeberkan sumber dana siluman tersebut.

Bram sapaan akrab Abdul Rahim yang ditemui usai pemeriksaan, mengatakan sumber dana siluman yang beredar di Anggota DPRD NTB berasal dari direktif Gubernur NTB.

Dia membatah spekulasi yang selama ini beredar bahwa dana siluman tersebut bersumber dari Pokir DPRD NTB. Dana tersebut dari direktur gubernur yang dibagikan ke teman-teman dewan atas inisiatif gubernur sendiri.

“Nilainya sekitar Rp 2 miliar kepada 38 anggota dewan baru,” kata Bram.

Dia mengatakan, dana tersebut diperuntukan untuk program “desa berdaya” yang menjadi program Iqbal-Dinda. Program tersebut berupa pembangunan jalan tani hingga irigasi yang di dalamnya tertera By Name By Address (BNBA) anggota dewan mendapatkan 10 program masing-masing Rp200 juta.

“Itulah asal mula munculnya istilah ‘uang siluman’. Tapi kalau ditelusuri lebih jauh, ini bukan uang siluman, melainkan sudah masuk kategori gratifikasi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan sempat ditawari uang tersebut, namun tidak mengambilnya karena tidak jelas sumber asal usul uang tersebut.

“Tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba-tiba ditawari uang. Karena sumbernya tidak jelas, saya tolak. Di situlah letak dugaan gratifikasinya,” ujarnya.

Sebelumnya, telah banyak anggota dewan yang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Kejati NTB terkait kasus tersebut. Pekan kemarin, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda serta sejumlah pimpinan ikut dipanggil kembali.

Kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan. Beberapa dewan yang menerima dana tersebut kemudian mengembalikan ke kejaksaan dan menjadi uang titipan. Ada total 1,8 miliar dana yang telah terkumpul dari hasil pengembalian oleh dewan.

“Uang yang dikembalikan pada penyelidikan itu kita sita menjadi barang bukti. Itu menjadi alat bukti petunjuk dalam kasus ini,” kata Kepala Kejati NTB, Wahyudi, sebelumnya.