KORANNTB.com – Nusa Tenggara Barat telah memasuki musim hujan. Sejumlah wilayah di NTB kini dilanda hujan dengan curah cukup tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar mewaspadai dampak dari cuaca buruk.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Praya, Agastya mengatakan saat ini memang NTB belum terdapat potensi bibit siklon, namun dia meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai ada potensi bibit siklon muncul di wilayah selatan Indonesia (yakni Samudra Hindia selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga selatan Papua).

“Untuk saat ini belum ada potensi bibit siklon terjadi di wilayah selatan NTB, namun perlu diwaspadai pada bulan bulan November-April ada potensi bibit siklon muncul di wilayah selatan Indonesia (yakni Samudra Hindia selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga selatan Papua),” ujarnya.

Disebutkan dalam rentang waktu November (kini Desember) hingga April 2026, potensi bibit siklon di selatan Indonesia dapat terbentuk.

“Di mana pada bulan-bulan tersebut yang menyebabkan bibit siklon itu sendiri yaitu terbentuk karena suhu permukaan laut di selatan Indonesia meningkat (≥26.5°C),” katanya.

Selain itu, cuaca dipengaruhi juga dengan adanya pergerakan monsoon barat yang massa udara yang cukup lembap dan adanya gangguan atmosfer seperti MJO, gelombang Rossby, atau Madden–Julian Oscillation memperkuat potensi konveksi.

“Jika ada potensi bibit siklon tropis muncul, BMKG pasti akan mengupdate press release cuaca extrem yang akan diinfokan dan di-share ke stakeholder masyarakat dan menyebarluaskan di media sosial agar masyarakat aware dan waspada terhadap dampak hidrometeorologi,” ujarnya.

Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat NTB untuk tetap tanggap bencana cuaca ekstrem pada musim hujan ini dengan cara:

  1. Selalu ikuti peringatan dini dari BMKG, Cek update cuaca harian terutama saat memasuki musim hujan.
  2. Hindari aktivitas di daerah rawan banjir, longsor, dan pesisir saat ada peringatan cuaca ekstrem.
  3. Kenali titik evakuasi, jalur aman, dan lokasi posko bencana di daerah.
  4. Sediakan tas siaga bencana berisi: senter, baterai cadangan, obat-obatan, air minum, pakaian, dokumen penting, dan makanan tahan lama.
  5. Bersihkan selokan, saluran air, dan buang sampah pada tempatnya untuk mengurangi risiko banjir, potong atau periksa pohon yang rawan tumbang.
  6. Hindari memaksa berkendara saat hujan lebat atau genangan tinggi.
  7. Waspadai gelombang tinggi dan hindari aktivitas melaut atau di pantai saat ada peringatan BMKG.

Potensi Siklon Tropis

Sebelumnya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani menyebut adanya potensi pertumbuhan bibit siklon saat rapat dengan DPR RI, Senin, 1 Desember 2025.

“Ini slide terpenting yang perlu saya sampaikan hari ini bahwa periode November sampai Februari nanti, sekarang kita masuk Desember,” ujar Teuku Faisal Fathani dalam rapat.

Ia menjelaskan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berada dalam kondisi rawan pembentukan bibit siklon.

“Ada ancaman terjadinya atau bangkitnya bibit siklon di perairan selatan Indonesia mulai dari Bengkulu, kemudian Sumatera bagian selatan, selatan Pulau Jawa, kemudian Bali-Nusa Tenggara (NTB-NTT), Maluku hingga Papua Tengah dan Papua Selatan,” katanya.

Menurut dia, daerah-daerah tersebut harus meningkatkan kewaspadaan mengingat bibit siklon berpotensi berkembang menjadi siklon tropis.

“Ini adalah daerah-daerah yang rawan terjadinya bibit siklon yang dapat berkembang menjadi siklon tropis,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa fenomena itu dapat menimbulkan sejumlah dampak cuaca ekstrem. “Tentunya akan ada ancaman curah hujan tinggi, bencana hidrometeorologi dan juga gelombang tinggi,” kata Kepala BMKG tersebut.