KORANNTB.com – Kaleidoskop NTB: Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling bergejolak dalam perjalanan sosial, hukum, dan pemerintahan di Nusa Tenggara Barat. Rentetan peristiwa besar terjadi hampir tanpa jeda, membentuk ingatan kolektif masyarakat NTB tentang satu tahun yang penuh tragedi, kontroversi, kemarahan publik, hingga bencana alam. Dari kasus hukum yang melibatkan aparat penegak hukum, kekerasan kriminal yang menelan korban jiwa, bentrokan, hingga banjir besar yang melumpuhkan ibu kota provinsi, semua peristiwa itu tidak hanya hadir sebagai berita harian, tetapi berkembang menjadi isu panjang yang terus dibicarakan hingga akhir tahun.

Kaleidoskop NTB ini merangkum delapan peristiwa utama yang paling menyita perhatian publik NTB sepanjang 2025, disusun secara kronologis sejak awal kemunculannya, proses penanganan, hingga perkembangan terkini menjelang tutup tahun.

Kasus Brigadir Nurhadi

Peristiwa ini bermula pada April 2025, ketika Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Bidang Profesi dan Pengamanan Polda NTB, ditemukan meninggal dunia di sebuah vila kawasan Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara. Pada awalnya, kematian tersebut disebut sebagai kecelakaan. Namun kecurigaan keluarga dan publik menguat setelah muncul kejanggalan pada kondisi jenazah korban.

Kompol Yogi
Terdakwa Kompol Yogi saat masuk ruang sidang – borgol terlihat dilepaskan (dok/koranntb)

Tekanan publik mendorong dilakukannya ekshumasi dan autopsi ulang. Hasil forensik mengungkap adanya tanda-tanda kekerasan fisik yang tidak sejalan dengan narasi kecelakaan. Penyelidikan berlanjut hingga akhirnya Polda NTB menetapkan sejumlah tersangka, termasuk dua atasan korban dan seorang perempuan yang berada di lokasi kejadian.

Kasus ini kemudian bergulir ke pengadilan dan menjadi sorotan nasional karena menyangkut integritas internal kepolisian. Hingga kini, dua terdakwa yaitu Yogi dan Aris Chandra menjalani sidang di Pengadilan Negeri Mataram. Sidang pekan ini mendengarkan keterangan saksi dari pegawai hotel tempat terjadinya peristiwa.

Kasus Brigadir Esco

Belum reda perhatian publik terhadap kasus Brigadir Nurhadi, NTB kembali diguncang oleh kematian Brigadir RS yang dikenal dengan nama Brigadir Esco. Pada Agustus 2025, korban dilaporkan tidak pulang ke rumah di wilayah Lombok Barat. Beberapa hari kemudian, jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan indikasi kuat adanya tindak kekerasan.

Hasil autopsi memperkuat dugaan pembunuhan. Penyelidikan polisi menetapkan istri korban dan beberapa orang lainnya sebagai tersangka. Kasus ini memicu kegaduhan publik karena kembali melibatkan anggota kepolisian, namun kali ini dalam konteks persoalan domestik dan di luar tugas kedinasan.

Jenazah Brigadir Esco dievakuasi di Nyiur Lembang, Kecamatan Lembar, Lombok Barat
Jenazah Brigadir Esco dievakuasi di Nyiur Lembang, Kecamatan Lembar, Lombok Barat

Reaksi masyarakat sempat memanas, bahkan terjadi perusakan rumah tersangka oleh warga. Aparat kepolisian harus melakukan pendekatan persuasif untuk meredam situasi. Hingga penghujung 2025, berkas perkara kasus Brigadir Esco telah dinyatakan P21 oleh Kejari Mataram dan dalam waktu dekat akan disidangkan.

Pembunuhan Karyawan Sate Hajat

Kasus pembunuhan Nurminah (27), karyawan Sate Hajat menjadi salah satu peristiwa kriminal yang paling menyentuh emosi publik NTB. Korban merupakan pekerja kecil yang dikenal luas oleh masyarakat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan 2025 dan langsung menyedot perhatian karena kekerasan yang dialami korban serta latar belakang sosialnya.

Kronologi kejadian mengungkap bahwa korban mengalami penganiayaan berat hingga meninggal dunia. Kasus ini berkembang menjadi perbincangan luas tentang keamanan masyarakat kecil dan kerentanan pekerja sektor informal terhadap tindak kriminal. Proses hukum berjalan dengan pengungkapan pelaku dan motif, sementara empati publik terus mengalir kepada keluarga korban hingga akhir tahun.

Kini kasus tersebut telah disidangkan dan masuk dalam pemeriksaan pokok. Pekan lalu, saksi dari keluarga korban dihadirkan di persidangan.

Terdakwa dalam kasus tersebut adalah Imam Hidayat, kekasih korban. Motifnya adalah cemburu karena korban masih berkomunikasi dengan mantannya. Hingga Imam kemudian melampiaskan kemarahan dengan menembak kepala korban dengan senapan angina dan membuang tubuh korban dalam sumur di rumah tempat tinggal terdakwa.

DPRD NTB Dibakar dan Polda NTB Dirusak

Salah satu peristiwa paling dramatis terjadi pada akhir Agustus 2025, ketika aksi demonstrasi besar di Kota Mataram berujung ricuh. Massa membakar gedung DPRD Provinsi NTB dan merusak sejumlah fasilitas di Markas Polda NTB. Api dan kerusakan yang terjadi menjadi simbol kemarahan publik yang meluap.

Aksi demonstrasi merupakan percikapan kemarahan publik di NTB dan merupakan rentetan demo besar di sejumlah daerah di Indonesia. Demo tersebut buntut dari kemarahan publik karena naiknya tunjangan perumahan DPR RI di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Seorang Ojol meninggal dunia dilindas Rantis Brimob menjadi penyumbang kemarahan publik.

Kondisi saat Kantor DPRD NTB dibakar massa
Kondisi saat Kantor DPRD NTB dibakar massa

Aksi demo ini kemudian mendorong pemerintah melakukan Reformasi Polri, meski implemepntasinya belum terwujud hingga saat ini.

Sementara di NTB, enam aktivis jadi tersangka perusakan Polda NTB. Kasusnya telah memasuki sidang pengadilan.

Dana Siluman DPRD NTB

Di tengah sorotan terhadap fisik gedung DPRD yang terbakar, isu lain mencuat dan memperburuk citra lembaga legislatif, yakni dugaan adanya dana siluman di DPRD NTB. Isu ini ramai diperbincangkan sepanjang 2025 dan memicu kecurigaan publik terhadap pengelolaan anggaran daerah.

Tiga dewan ditetapkan tersangka dalam kasus ini, mereka adalah Indra Jaya Usman (Demokrat), Nasip Ikroman (Perindo) dan Hamdan Kasim (Golkar). Mereka dduga sebagai pemberi dana siluman kepada sejumlah anggota dewan. Meski demikian ketiganya mengajukan praperadilan atas penetapan tersangka dan penahanan.

Puluhan anggota dewan telah diperiksa pasca penetapan tersangka tiga anggota tersebut, namun belum ada informasi terbaru dari Kejari Mataram terkait potensi tersangka lainnya.

Kasus Pembunuhan Mahasiswi Unram

Dunia pendidikan di NTB diguncang oleh pembunuhan seorang mahasiswi Universitas Mataram pada Agustus 2025. Korban ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Nipah, Lombok Utara. Kasus ini segera menyedot perhatian luas karena pelaku merupakan orang yang dikenal dekat oleh korban.

Penyelidikan mengungkap bahwa korban tewas akibat kekerasan fisik, setelah sebelumnya terjadi cekcok antara korban dan pelaku. Pelaku sempat memberikan keterangan palsu sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Kasus ini membuka diskusi luas tentang kekerasan terhadap perempuan, keamanan mahasiswa, serta relasi personal yang berujung tragis.

Menjelang akhir 2025, berkas perkara dinyatakan lengkap dan siap disidangkan. Kasus ini meninggalkan luka mendalam di kalangan civitas akademika dan masyarakat NTB secara umum.

Kemenag Lempar Mikrofon

Tidak semua peristiwa besar 2025 berujung pada korban jiwa. Salah satu insiden yang paling viral datang dari ranah birokrasi. Video Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB melempar tiang mikrofon saat acara pelantikan pejabat di Dompu menyebar luas di media sosial pada September 2025.

Aksi tersebut memicu kritik keras terhadap etika pejabat publik. Meski yang bersangkutan telah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf, insiden ini terlanjur membentuk persepsi negatif di mata publik. Kasus ini menjadi contoh bagaimana satu tindakan singkat dapat berdampak besar di era media sosial.

Banjir Mataram

Menutup deretan peristiwa 2025, bencana banjir besar melanda Kota Mataram pada Juli 2025. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sungai meluap dan merendam ribuan rumah warga. Aktivitas kota lumpuh, ribuan warga harus mengungsi, dan kerugian material sangat besar.

Pemerintah menetapkan status darurat bencana dan melakukan penanganan darurat melalui evakuasi serta penyaluran bantuan. Banjir ini disebut sebagai yang terparah dalam beberapa dekade terakhir dan memicu evaluasi serius terhadap sistem drainase, tata ruang, serta mitigasi bencana di NTB.

Sejumlah mobil hanyut terbawa banjir di Mataram
Sejumlah mobil hanyut terbawa banjir di Mataram

Delapan peristiwa ini membentuk wajah NTB sepanjang 2025. Di balik tragedi, konflik, dan bencana, tersimpan pelajaran besar tentang pentingnya keadilan, transparansi, empati sosial, serta kesiapsiagaan menghadapi risiko. Kaleidoskop NTB ini menjadi catatan sejarah sekaligus cermin bagi NTB untuk melangkah ke tahun berikutnya dengan pembenahan dan harapan baru.