OPINI: Menakar Peluang Calon Rektor Unram
Oleh: Prof. Dr. Faturrahman, S.Pt., M.Si
Analisis Berdasarkan Bukti Kepemimpinan dan Dampak Nyata
KORANNTB.com – Universitas Mataram (Unram) tengah memasuki fase krusial dalam proses pemilihan rektor. Dari sejumlah nama yang muncul, proses seleksi kini mengerucut pada tiga calon rektor yang masuk tiga besar. Ketiganya memiliki latar belakang, karakter kepemimpinan, serta rekam jejak yang berbeda. Karena itu, penting untuk menilai peluang mereka secara objektif, berbasis pada bukti kepemimpinan dan dampak nyata yang telah dihasilkan, bukan sekadar janji atau narasi personal.
Prof. Sukardi: Kepemimpinan Sistemik dan Dampak Berskala Universitas
Prof. Dr. Sukardi, S.Pd., M.Pd., Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, tampil sebagai figur dengan rekam jejak paling sistemik. Di bawah koordinasinya, Unram mencatat peningkatan drastis akreditasi unggul serta lonjakan jumlah guru besar dari 62 menjadi 147. Capaian ini bukan hasil kerja jangka pendek, melainkan buah dari orkestrasi kebijakan, pendampingan berkelanjutan, dan disiplin proses yang konsisten. Selain itu, status Unram sebagai PTN-BLU, predikat terbaik dalam kinerja anggaran dan serapan, serta berbagai penghargaan Diktisaintek Award menunjukkan bahwa sistem tata kelola universitas berjalan efektif dan diakui secara nasional.
Dampak kepemimpinannya berskala universitas dan dirasakan oleh seluruh fakultas, bukan hanya satu unit tertentu. Dari sudut pandang Kementerian, Prof. Sukardi telah membuktikan kemampuannya membawa sistem pendidikan tinggi mencapai indikator kinerja utama, mulai dari akreditasi, penguatan sumber daya manusia, hingga tata kelola keuangan. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah apakah keberhasilan di ranah akademik-administratif ini dapat langsung diterjemahkan ke dalam percepatan inovasi dan hilirisasi riset, atau justru menjadi fondasi kuat untuk lompatan strategis berikutnya.
Prof. Muhamad Ali: Visi Riset M Catatan Fundamental
Prof. Muhamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Peternakan, dikenal sebagai figur dengan visi riset dan jejaring internasional yang kuat. Kontribusinya dalam pengembangan riset dan kerja sama menjadi modal penting dalam mendorong reputasi akademik fakultas. Namun, catatan turunnya akreditasi pada tiga program studi menjadi perhatian serius. Dalam konteks kepemimpinan, hal ini dapat diinterpretasikan sebagai kurangnya perhatian terhadap aspek dasar pengelolaan akademik, kemungkinan akibat fokus yang terlalu besar pada riset dan inovasi.
Bagi pengambil keputusan di tingkat nasional, penurunan akreditasi merupakan indikator fundamental yang sulit diabaikan karena berkaitan langsung dengan mutu pendidikan dasar. Peluang Prof. Muhamad Ali akan sangat bergantung pada kemampuannya menjelaskan bahwa kemerosotan tersebut telah ditangani secara cepat dan diimbangi dengan capaian riset serta hilirisasi yang benar-benar signifikan.
Prof. Kurniawan: Kewirausahaan Kampus dan Batasan Akademik
Sementara itu, Prof. Dr. Kurniawan, S.H., M.Hum., juga Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, menonjol melalui pendekatan kewirausahaan kampus. Inisiasi unit-unit usaha dan layanan seperti Unram Press, Air Unram, dan berbagai fasilitas lainnya menunjukkan kemampuan menciptakan nilai tambah serta memperkuat kemandirian institusi. Keahlian ini tergolong langka dalam birokrasi kampus dan relevan dengan tuntutan pengelolaan perguruan tinggi modern.
Namun, penguatan aset dan layanan tersebut belum diikuti oleh peningkatan signifikan pada aspek fundamental akademik, khususnya akreditasi universitas dan program studi. Hal ini menempatkan Prof. Kurniawan pada posisi kandidat dengan keahlian spesifik yang penting, tetapi belum menyentuh inti agenda utama peningkatan daya saing akademik dan riset.
Kesimpulan: Peta Peluang Berbasis Data
Berdasarkan bukti faktual yang tersedia, peta persaingan menunjukkan perbedaan yang cukup jelas. Prof. Sukardi muncul sebagai kandidat terkuat karena telah membuktikan kemampuannya membawa Unram mencapai capaian strategis berskala universitas.
Pertanyaan mengenai kapasitas memimpin universitas besar telah dijawab melalui hasil yang terukur. Prof. Muhamad Ali menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan narasi inovasi global dengan fakta penurunan indikator akademik dasar. Sementara itu, Prof. Kurniawan berada pada ceruk kepemimpinan yang kuat di bidang pengelolaan aset, namun belum menyentuh jantung persoalan akademik.
Pandangan ke Depan: Pertimbangan Menteri
Jika dilihat dari sudut pandang Menteri yang rasional dan berbasis data, capaian sistemik seperti peningkatan akreditasi secara masif dan lonjakan jumlah guru besar akan dipandang sebagai indikator kepemimpinan yang efektif dan berdampak luas. Dalam skenario paling mungkin, Prof. Sukardi dipersepsikan sebagai pemimpin yang telah membangun fondasi akademik, sumber daya manusia, dan tata kelola yang kokoh. Sementara itu, figur seperti Prof. Muhamad Ali berpotensi memainkan peran strategis dalam penguatan inovasi dan kerja sama untuk melengkapi kepemimpinan tersebut.
Penutup
Dengan mempertimbangkan dampak kepemimpinan yang terukur dan berskala universitas, peluang terbesar dalam kontestasi rektor Unram saat ini kembali condong kepada Prof. Dr. Sukardi. Ia telah menunjukkan kemampuannya membawa sistem Unram berprestasi di tingkat nasional. Tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa seluruh potensi inovasi di fakultas mendapatkan ruang dan dukungan agar Unram dapat bergerak lebih cepat menuju hilirisasi dan peningkatan daya saing.
