Lombok Timur – Kawasan wisata alam Pusuk, Sembalun, Lombok Timur sangat memperihatinkan, pasalnya lokasi pembuangan sampah berada di sana, padahal kawasan tersebut merupakan bagian dari hutan lindung Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

 

Dari pantauan media ini, Kamis, 18 Oktober 2018, sampah memenuhi lokasi tersebut, diduga sampah tersebut dibuang orang tak bertanggung jawab.

Kondisi tidak mengenakkan ini terlihat langsung di beberapa tempat, sepertinya sengaja dibuat jadi lokasi pembuangan sampah, di antaranya berada di jarak sekitar kurang lebih 300 meter dari lokasi taman bunga samping kiri jalan menuju Mataram arah Sembalun. Tidak cukup di situ saja, di puncak Pusuk juga terlihat hal yang sama. Di sisi – sisi tebing terlihat sampah berserakan.

 

Kondisi ini tidak hanya membuat kawasan pusuk sembalun menjadi kumuh tapi mengancam keselamatan dari pemukiman yang ada di bawah area Pusuk Sembalun yakni Desa Sembalun Bumbung dan sawah masyarakat ketika terjadi hujan lebat karena air dari kawasan Pusuk langsung mengalir ke anak sungai yang membelah pemukiman dan persawahan warga.

 

Di samping itu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan akan membahayakan kelangsungan hidup dari satwa yang ada di kawasan TNGR.

 

Kasi II Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Rio saat dimintai keterangannya melalui pesan singkat menjelaskan, pihaknya telah berkordinasi dengan pihak kecamatan, Pemkab LOTIM, dan Disbudpar NTB terkait sampah yang berada di kawasan pengawasan TNGR. Namun belum ada tindakan khusus seperti pengadaan TPS di Sembalun Bumbung.

 

“Iya dalam kawasan TNGR Bapak… hal tsb sdh d sampaikan beberapa kali d rapat dgn pihak kecamatan, kabupaten lotim dn disbudpar prop jg. namun sampai saat ini d sembalun belum ada TPS yg d siapkan oleh pihak pemerintah…” Jawabnya melalui Whatsapp.

 

Rio juga mengatakan perlunya pengadaan TPS untuk sampah – sampah di kawasan TNGR yang merupakan kewenangan dari Pemda.

 

“Soalnya sampah ini budaya negatif masy. Coba lihat di sungai di Sembalun.. Parah mas.. Sungai jernih tp jadi tempat sampah. Emang harus ada TPS utk masy n untuk sampah wisata Rinjani di Sembalun. Itu kewenangan Pemda” tutupnya.

 

Ketua Komunitas Pemerhati Lingkungan Hidup (KPLH) Sembalun Rijalur Fikri juga mengungkapkan tidakadanya awik – awik desa terkait penanganan sampah, kurangnya TPS dan TPA membuat penanganan sampah di TNGR menjadi terkendala.

 

“Tidak adanya awik2 desa terkait penanganan sampah, kurangnya pasilitas pendukung seperti TPS dan TPA, kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan kurangnya komitmen pemdes dalam hal ini” ungkapnya.

 

Pihaknya juga telah mengupayakan mendorong kepada pemda untuk memperbanyak pasilitas TPS dan TPA serta awik – awik desa guna mengatasi permasalahan sampah di TNGR.

 

“Sosialisasi menejemen lingkungan,mendorong pemerintah pemda untuk memperbayak pasilitas dan tentunya mendorong adaya awik2 desa” ucapnya.

 

Pengembangan kawasan wisata pusuk yang tujuannya menambah pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat sepertinya tidak diimbangi dengan kondisi pengelolaan sampah dari para pengunjung dan oknum warga yang tidak bertanggungjawab dengan sengaja menjadikannya tempat pembungan sampah. (red)