MATARAM – Setiap turun ke lapangan, H. Bambang Kristiono (HBK) selalu disertai oleh istrinya, Hj. Dian Bambang Kristiono. Banyak hal yang diserap Hj. Dian BK dari cerita emak-emak yang ditemuinya dalam membangun keluarga.

 

“Ada emak-emak yang kesehariannya fokus pada urusan dapur, rumah tangga, dan anak saja,” katanya, Senin (26/11).

 

Padahal, menurut Hj. Dian BK, emak-emak ini memiliki peran penting untuk terlibat langsung dalam membangun ketahanan pangan di keluarga. Mulai dalam soal penyediaan kebutuhan pangan mandiri, hingga mengolah pangan keluarga bergizi tapi murah.

 

“Siapa bilang emak-emak tidak bisa berperan soal ketahanan pangan dari rumah,” lanjutnya.

 

Ketahanan pangan ini, lanjutnya, dimulai dengan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam aneka sayur mayur maupun buah. Dengan begitu, uang untuk membeli sayur bisa dipakai membeli kebutuhan lain seperti kebutuhan protein nabati ataupun hewani.

 

“Sayangnya, pemanfaatan pekarangan ini belum banyak dipandang. Masih diabaikan dan belum mendapat perhatian,” ucapnya.

 

Berikutnya, sambung Hj. Dian BK peran emak-emak dalam rumah tangga terlibat dalam diversifikasi pangan. Jangan lagi menjadikan beras sebagai konsumsi utama.

 

“Bisa mengolah jagung atau singkong jadi makanan. Kandungan vitaminnya tidak kalah dengan beras”, tegasnya.

 

Penguatan ketahanan pangan dari keluarga, diakuinya, akan ikut menunjang sektor pertanian. Hasil bumi yang biasa dijual mentah, bisa diolah dulu oleh para ibu rumah tangga. Dengan begitu nilai jual hasil pertanian kita kian kompetitif.

 

“Para petani ini, yang bapak-bapak, sebaiknya jangan jalan sendiri, libatkan juga para ibu”, tambahnya. (red)