Lombok Barat – Polres Lombok Barat (Lobar) bertindak cepat menindaklanjuti kasus pemukulan Wartawan Radar Lombok Zulfahmi yang terjadi Senin (10/12) lalu. Rabu (12/12) siang kemarin, pihak Polres memangil para saksi dan terduga pelaku sebanyak enam orang. Mereka dipanggil untuk dimintai keterangan terkait insiden pemukulan tersebut.

Kapolres Lobar AKBP Heri Wahyudi mengaku telah melakukan pemanggilan terhadap sejumlah warga Desa Terong Tawah yang dilaporkan. Karena diduga terlibat dalam pemukulan kepada wartawan Radar Lombok tersebut.

“Kita jalani proses penegakan hukum. Harus dilakukan (pemanggilan),” terang Kapolres Lobar AKBP Heri Wahyudi.

Mereka yang dipanggil pihak kepolisian berjumlah enam orang. Mereka diduga melakukan pemukulan Senin (10/12) sore lalu. Keenam orang ini dipanggil untuk dimintai keterangan dan klarifikasi atas perbuatannya.

Meskipun kemarin malam diketahui telah dilakukan upaya mediasi. Dimana warga mendatangi rumah korban untuk meminta maaf atas insiden tersebut. Namun Heri menegaskan pihaknya akan tetap memanggil warga untuk melakukan pemeriksaan. Terlebih kasus ini masuk ranah pidana murni. Sehingga penyelidikan akan tetap dilakukan.

“Meski sudah dimediasi kasusnya tidak bisa dicabut. Mereka juga harus menghargai proses hukum,” ucapnya.

Apalagi, pihaknya pun sudah memenuhi tuntutan sejumlah warga massa pendukung salah satu calon kades yang diketahui tumbang. Misalnya mendatangkan penghulu Desa Terong Tawah yang juga sempat didatangi massa.

“Proses hukum kita lanjutkan. Mediasi yang telah dilakukan tetap menjadi pertimbangan kami,” tegasnya.

Sementara Zulfahmi selaku korban membenarkan upaya mediasi telah dilakukan. Sejumlah warga datang ke rumahnya yang meminta maaf didampingi Ketua DPRD Lobar Iman Kafali.

Pertimbangan Fahmi, warga pelaku pemukulan adalah masyarakat yang tinggal satu dusun dan satu desa dengannya.

“Insya Allah saya memaafkan mereka, Saya lahir, besar dan tinggal di dusun ini bersama anak dan istri serta bersama keluarga. Faktor kehidupan sosial bermasyarakat jadi pertimbangan saya,” ucapnya.

Ia mengaku tidak mungkin hidup disebuah lingkungan sosial yang tidak bersahabat dengan anak dan istrinya.Fai mengaku tidak ingin ada rasa benci dan dendam di masyarakatnya sendiri jika masalah ini dibiarkan berlarut.

“Mereka yang melakukan pemukulan ini juga memiliki anak dan istri dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan,” bebernya.

Sehingga ia mengaku ikhlas atas permintaan maaf warga. Saat ini Fahmi masih menunggu arahan pihak kepolisian. Karena Ketua DPRD Lobar bersama warga informasinya kemarin juga akan bertandang ke Polres Lobar.

“Terimakasih atas dukungan dan support dari teman teman wartawan yang ada di NTB, semua Forum Wartawan yang ada, saya ucapkan banyak terima kasih,” pungkasnya. (red)