KoranNTB.com – Kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia belum dikuti dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang pertanian. 

Melihat potensi SDA Indonesia yang luar biasa, seharusnya perlu ada intervensi teknologi pertanian dan  akselerasi dibidang pertanian serta pengembangan SDM. Prof. Ir. M. Sarjan, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram) menjelaskan bahwa untuk membuat trobosan-trobosan di bidang pertanian kita membutuhkan SDM, inovasi teknologi, dan kebijakan yang mendukung pembangunan sektor pertanian.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan SDM yang dimaksud adalah generasi muda yang memiliki fokus dan komitmen yang kuat terhadap pembangunan sektor pertanian.

“Adapun inovasi teknologi dapat diperoleh dari kampus. Kebijakan saat ini sudah memihak kepada sektor pertanian melalui program Kementerian Pertanian membentuk petani milineal,” jelasnya saat ditemui di Unram, Selasa, 26 Februari 2019.

Minimnya minat generasi milenial untuk menjadi seorang petani membuat Prof. Sarjan mengunggkapkan idenya untuk membentuk sebuah wadah yang fokus pada pembangunan sektor pertanian dengan melibatkan generasi muda sebagai pelaku utamanya.

Ide tersebut kemudian ditangkap oleh mahasiswa Fakutas Pertanian Unram dan tertarik menjadi Petani Generasi Milineal. Mereka kemudian membentuk sebuah  komunitas yang diberi nama Youth Milineal of Agriculture (YONA). Komunitas YONA terdiri dari mahasiswa semester 5, semester 7 dan semester 9 Fakutas Pertanian Unram.

“Mereka memiliki keinginan kuat menjadi pelaku utama dibidang pembangunan pertanian untuk kehidupannya dan untuk dibagikan kepada masyarakat. Bahkan mereka tidak ingin menjadi PNS, jika mampu berbuat di sektor pertanian” papar Prof. Sarjan.

Tidak hanya itu, Alumni Fakultas Pertanian Unram yang juga tertarik terjun dibidang pertanian membuat sebuah komunitas ‘Alumni Pertanian Milenial’. Besarnya minat mahasiswa dan alumni Fakultas Pertanian tersebut kemudian membuat Prof. Sarjan mengumpulkan dua komunitas yang telah dibentuk dalam wadah yang dibari nama ‘Jamaah Milenial Agro’.

Jamaah Milenial Agro ini teridiri dari mahasiswa, alumni dan pelaku di sektor pertanian. Komunitas yang tergabung dalam Jamaah Milenial Agro, terbentuk akhir Januari 2019 lalu. Baru-baru ini mereka melakukan kunjungan ke beberapa instansi pemerintah dan perusahaan seperti PT Bisi Internasional Tbk, dan Seed Cool Company yang merupakan perusahaan penyedia bibit holtikultura. Selain itu, mereka akan diberikan kesempatan untuk magang sehingga nantinya mereka juga bisa menjadi pelaku dibidang pertanian.

“Pembangunan pertanian yang cepat dapat ditempuh dengan cara intervensi teknologi dan SDM, mereka punya itu, tinggal di damping dan di bina oleh mentor, perusahaan, serta institusi sehingga pembangunan di sektor pertanian dapat dipercepat,” pungkas Ketua Kantor Urusan Internasional Unram itu.

Menurut Prof . Sarjan ada empat sektor dominan yang akan ditekuni oleh komunitas ini, yang pertama adalah tehnik agronomi, yaitu cara bercocok tanam yang baik. Kedua, aspek pengelolaan tanah dan kesuburan pemupukan serta nutrisi. Ketiga, pengelolaan hama penyakit tumbuhan sebagai penganggu. dan keempat adalah pemasaran.
Berangkat dari hal tersebut, Komunitas YONA maupun Alumni Pertanian Agro membentuk Devisi Produksi, Devisi Pengelolaan Hama, Devisi Nutrisi Tanaman dan Devisi Pemasaran untuk mendukung kegiatan mereka.

“Keempat hal itu adalah kunci sukses bertani mulai dai on farm sampai off farm (dari hulu ke hilir),” tandasnya.

Salah satu program yang sedang dipersiapkan oleh Komunitas YONA adalah Agro Edu Tekno Wisata, yaitu dengan membuat base camp mereka yang ada di Desa Sigerongan Kabupaten Lombok Barat menjadi sebuat tempat wisata sekaligus tempat belajar.

“Dengan adanya Agro Edu Tekno Wisata, orang-orang bisa datang untuk berwisata, anak-anak bisa datang untuk belajar bercocok tanam dan mengenali jenis-jenis tanaman, orang-orang juga dapat mempelajari teknologi pertanian seperti aeroponik, hidropinik, dan perbanyakan tanaman dengan berbagai teknik,” harapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Prof. Sarjan menuturkan “Generasi milenial harus bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomi, sehingga ciri-ciri generasi milenial adalah kreatif, produktif, berfikir out of the box yaitu membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

Ia berharap para Guru Besar di Unram dapat meniru langkahnya dengan membentuk komunitas-komunitas untuk dibimbing.

“jika bisa setiap Guru Besar di Unram dapat membentuk komunitas untuk dibimbing menjadi komunitas yang unggul,” ungkapnya. (red/3)