Baihaqi: Kota Mataram Butuh Pasukan Milenial
KORANNTB.com – Keberadaan anak-anak muda milenial tidak boleh diabaikan. Dengan diangkatnya staf khusus Presiden Joko Widodo dari kalangan milenial menunjukkan pentingnya keberadaan mereka.
Calon Wakil Wali Kota Mataram Baihaqi ingin di Kota Mataram memiliki barisan anak muda milenial. Tugas mereka kemudian menginventarisir kebutuhan anak-anak muda Kota Mataram.
“Kita yang usianya sudah di atas 35 tahun jarang memahami apa kebutuhan mereka,” katanya, Senin, 9 Desember 2019.
Pria ramah ini mencontohkan, kreativitas milenial yang sedang diminati seperti membangun bisnis start up, membuat creativepreneur, atau mengkreasi mural (lukisan dinding) menjadi pojok seni di perkotaan.
“Untuk ide-ide seperti ini, bagi generasi tua menganggap aneh. Tapi, untuk anak muda ini menarik,” bebernya.
Untuk itu, sambungnya, menjadi penting baginya untuk aktif berkomunikasi dengan kalangan milenial. Berdiskusi dan bertukar ide. Menyerap hal-hal baru yang tengah diminati anak muda di Kota Mataram.
“Supaya pemetaannya jelas. Menyiapkan yang dibutuhkan, tidak hanya sekadar ada,” urainya.
Baihaqi menyebut, secara keseluruhan Indonesia mengalami bonus demografi, di mana usia muda dan produktif lebih banyak dari usia non produktif. Jika hal itu tidak disambut secara optimal dikhawatirkan generasi muda mengalami stagnasi pemikiran. Mereka terjebak dalam rutinitas yang sama dengan generasi tua. Sedangkan diluar Kota Mataram anak mudanya telah melaju mengikuti perkembangan zaman.
“Prinsipnya jangan meremehkan talenta muda. Karena bila diberi kepercayaan mereka akan mengeluarkan sesuatu yang luar biasa,” imbuhnya.
Baihaqi menyebut sudut-sudut mural di Jakarta ataupun Bandung banyak dikerjakan oleh anak muda. Tembok kosong di sudut kota menjadi cantik, bahkan menjadi salah satu sudut foto. Begitu pula dengan kelompok anak muda di Yogyakarta maupun Solo yang menghadirkan event-event kreatif, sanggup memadukan antara tradisional dan modern. Semua itu lahir karena kepercayaan dari pemerintah daerah.
“Belum lagi event-event start up yang sering digelar di Jakarta atau Surabaya, itu inisiatornya juga anak muda,” ujarnya.
“Saya harus banyak berdiskusi dengan para milenial untuk terobosan di Kota Mataram,” sambungnya. (red)