KOREANNTB.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim atau COP 28 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, menjadi momentum bagi April (23), perempuan muda asal Bogor, Jawa Barat untuk menyampaikan keresahannya terkait krisis iklim. Dia bicara tentang perubahan iklim di KTT PBB.

Dalam konferensi yang dihadiri para pemimpin dunia ini, April menyuarakan pentingnya pendanaan untuk gerakan komunitas kaum muda dalam aksi perubahan iklim. Menurutnya, saat ini sudah banyak aksi-aksi yang diinisiasi kaum muda namun masih kurang mendapat bantuan dan dukungan termasuk pendanaan.

“Saya ingin mendorong pemerintah agar lebih transparan terkait pendanaan aksi perubahan iklim, dan mendukung kaum muda dalam aksi perubahan iklim baik secara sumber daya manusia, fasilitas maupun secara sumber daya materi. Selain itu penting untuk membuat kebijakan dalam skema pendanaan aksi komunitas kaum muda misalnya melalui dana hibah untuk isu krisis iklim/perubahan iklim baik mitigasi kebencaan, adaptasi perubahaan iklim,” kata April.

Hal ini disampaikan April dalam setiap kesempatan menjadi pembicara dalam sejumlah forum. Di antaranya Ia menjadi pembicara dalam sesi lokakarya bertajuk COP28 Children & Youth Pavilion Event yang mengangkat kekuatan transformatif pendidikan di tengah krisis iklim.

Sesi ini membuka dialog lintas generasi antara kaum muda dan dua lembaga dana pendidikan global terbesar (Global Partnership for Education (GPE) dan Education Cannot Wait (ECW)) untuk mengekplorasi solusi yang paling efektif dalam mendukung pembelajaran di tengah krisis iklim.

Keiikutsertaan April pada COP28 awalnya karena terpilih menjadi salah satu anggota Global Youth Panel atau Panelis Muda Global Plan International. Program yang diinisiasi oleh Plan International Inggris (United Kingdom) bekerja sama dengan lembaga Education Cannot Wait ini mengadvokasikan akses pendidikan yang berkualitas bagi anak dan kaum muda di masa darurat (darurat bencana, konflik sosial/perang, dan pandemi) termasuk peningkatan pendanaan dari pemerintah dan pihak terkait.

Setelah melewati rangkaian seleksi dari ratusan pendaftar dari seluruh dunia, Ia lalu terpilih menjadi panelis muda global dan berkesempatan menyampaikan aspirasinya pada ajang international seperti COP28.

Dalam COP28, April juga menjadi pembicara dalam sesi yang digelar pemerintah Indonesia di Paviliun Indonesia COP28 UNFCCC. Dalam sesi yang bertajuk “Melawan Perubahan Iklim Melalui Aksi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat,” April menekankan pentingnya partisipasi kaum muda untuk untuk secara aktif berkontribusi pada pencapaian target global dan mencegah peningkatan suhu global.

April juga menyoroti minimnya keterlibatan perempuan dalam aksi perubahan iklim. Padahal perempuan rentan terdampak perubahan iklim utamanya saat kondisi bencana yang disebabkan perubahan iklim.