Oleh : Hasan Ikhtiar Akbar

Mahasiswa Sosiologi UNRAM dan Kader PMII UNRAM

Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia (Ir. Soekarno).

KORANNTB.com – Kalimat inilah yang membuktikan bahwa bangsa Indonesia terletak di tangan pemuda. Pemuda-lah yang akan menjawab tantangan masa depan bangsa. Sekarang bukan waktunya untuk berdiam diri wahai pemuda, kemerdekaan memang sudah dirasakan tetapi kemajuan itu perlu dijemput guna terciptanya rasa keadilan. Indonesia adalah bangsa yang penuh dengan sumber daya alamnya, semua serba ada tetapi yang jadi permasalahan ada di sumber daya manusia. Ketika Negara lain sumber daya manusianya sudah berlomba-lomba ke antariksa tetapi sumber daya manusia bangsa masih membahas seputar isu dan hoax belaka. Tidak ada warisan bangsa selain pemuda yang akan mengisi dan mengelola sumber daya alam yang nyata. Jangan ada lagi sumber daya alam yang terbuang sia-sia sehingga membuat masyarakat hidup menderita dan agar terciptanya sila kelima pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan adalah bentuk upaya dalam proses pembanguan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional.

Gerakan pemuda sudah mucul ratusan tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908 di saat dr. Wahidin Sudirohusodo dan kawan-kawan menginginkan sebuah pergerakan pemuda bangsa dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, memajukan pertanian, peternakan, perdagangan, industri bangsa, memperkokoh rasa persatuan dan cinta tanah air yang diberi nama Budi Utomo. Pergerakan Budi Utomo adalah titik awal pergerakan pemuda yang rela menghabiskan masa mudanya demi bangsa Indonesia.

Pemuda telah diberi tinta emas oleh bangsa ditunjukkan dengan adanya peringatan setiap tanggal 28 Oktober yang dikenal dengan sebutan Hari Sumpah Pemuda. Sejarah perjuangan seluruh elemen pemuda bangsa bersatu demi terealisasinya visi bangsa dengan semangat patriotisme dan semangat yang membara. Kemudian melahirkan sebuah komitmen bangsa yang satu yaitu tanah air Indonesia, berbangsa Indonesia dan berbahasa Indonesia.

Membicarakan tentang pemuda maka tidak akan ada habis-habisnya. Pemuda adalah harapan bangsa, generasi penerus dan pengubah bangsa, tolak ukur majunya suatu bangsa terletak pada penerus bangsa yakni pemuda. Pemuda bagaikan mutiara yang tetap menyala di tengah gelapnya permasalahan bangsa. Pemuda memiliki peranan penting untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Indonesia merdeka karena adanya peran penting pemuda didalamnya. Akan tetapi pada zaman sekarang arus modernisasi dan globalisasi yang masuk di kehidupan bangsa tidak bisa terbantahkan, banyak persepsi masyarakat bahwa pemuda pembawa sial, pembawa biang kerok bahkan pemuda bangsa sudah hancur, memang jika dipandang hanya sebatas persepsi semata maka masyarakat mendapatkan hanya sedemikian saja.

Ada sebagian pemuda yang khilaf, terpeleset, terjebak oleh pergaulan dan sudah terjerumus dalam lembah hitam kemaksiatan serta kemalasan sehingga masuk kedalam penyimpangan sosial. Akan tetapi jika dilihat secara lebih detail,lebih mendalam maka persepsi yang tadinya negatif maka akan berubah menjadi positif. Betapa banyak pemuda yang menorehkan prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa baik itu kancah nasional maupun internasional. Idealisme yang dimiliki oleh pemuda bangsa bukan sekedar wacana melainkan karya nyata yang akan tetap membara. Oleh karena itu, mari pemuda tunjukan karya-karya nyata untuk bangsa tercinta agar tidak ada lagi persepsi masyarakat yang membuat hati kecewa.

“Kalian pemuda, kalau kalian tidak mempunyai keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.” (Pramoedya Ananta Toer).

Hahaha, saya rasa tidak ada pemuda yang ingin disamakan dengan hewan peternak, kalimat ini merupakan sindiran keras kepada pemuda bangsa yang hanya mengisi waktu dengan mengurus diri sendiri, lupa akan banyak permasalahan bangsa yang harus diatasi. Pemuda adalah usia emas yang jauh dari kata terbatas dan produktivitas. Pemuda memiliki kualitas tanpa batas. Oleh karena itu, pemuda harus bersiap dan berkemas agar tidak ada lagi anak bangsa yang tertindas. Sifat optimis harus dimiliki oleh pemuda bangsa saat ini. Pemuda saat ini harus bersatu membangun negeri, tidak lagi bicara metodologi, tetapi bicara ide-ide dan narasi. Tidak lagi bicara janji-janji, tetapi bicara bukti demi bangsa yang berdikari. Tongkat estafet perjuangan terdahulu terus bergulir, tunas-tunas baru telah hadir dan saatnya berfikir demi cita-cita bangsa bisa terukir.

Indonesia saat ini memasuki era industri 4.0 di mana semua serba canggih, semua serba ada dan semua serba instan, dunia semakin kompleks serta terbuka. Era di mana pekerjaan manusia dibantu dengan alat-alat yang super canggih yang disebut robot atau human machine. Tentu ini sebagai sebuah tantangan pemuda bangsa untuk mencari hal dan nilai-nilai baru. Banyak pemuda yang terkontaminasi oleh canggihnya teknologi sehingga lupa akan peran sebagai pemuda bangsa. Pemuda yang seharusnya memikirkan cita-cita dan bangsa kini berubah hanya memikirkan gadget dan kouta. Seolah-olah kuota adalah kebutuhan utama dan pokok yang harus terpenuhi mengalahkan nasi. Bahkan untuk saling sapa pun sekarang susah apalagi bertukar pikiran dan pendapat.

Pemuda bangsa di era sekarang harus menjadi pemuda yang potensial, jangan mau menjadi pemuda bangsa yang terlena akan kecanggihan teknologi, pemuda bangsa yang dikendalikan oleh zaman, jangan mau menjadi pemuda bangsa korban kejahatan mental. Mari wahai pemuda bangsa jangan menyia-nyiakan waktu yang ada. Usia muda adalah usia yang sangat berharga pikiran yang masih bijaksana manfaatkan kecanggihan teknologi yang ada. Mari mengulang sejarah pemuda-pemuda terdahulu yang mengisi waktu muda dengan kegiatan-kegiatan positif demi kemajuan bangsa serta terciptanya ideologi yang dulu disepakati oleh pendiri atau founding fathers yakni Pancasila, Bhineka tunggal ika, dan Undang-Undang Dasar 1945.

Apalagi Indonesia “pada tahun 2030 diperkirakan akan mengalami masa bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).” (Jakarta, Kominfo). Artinya pemuda akan menguasai Indonesia, ini akan menjadi masalah serius jika pemerintah dan pemuda hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Kini saatnya pemuda bangsa harus menguasai semua aspek kehidupan baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik dan teknologi. Tetapi semua ini harus diawali dengan literasi yang pasti agar laju pertumbuhan bangsa dan keadilan cepat teratasi. Anak muda akan tetap menjadi motor penggerak dan faktor determinan untuk kebangkitan bangsa dan kemajuan Indonesia. Oleh karena itu, tugas pemuda sekarang adalah tetap menjadi garda terdepan dan optimis demi bangsa. Jangan menjadi pemuda yang apatis, individualis dan pragmatis, ubah pola pikir untuk bangsa. Marilah menjadi pemuda yang bermanfaat bagi bangsa dan agama. Karena “sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).