KORANNTB.com – Pemerintah Kota Mataram, launching pencanangan sekaligus penerapan Penanganan Covid-19 Berbasis Lingkungan (PCBL) untuk 325 Lingkungan se Kota Mataram.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mataram, Mahfudin menyampaikan, PCBL ini merupakan langkah memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Mataram karena, dari 10 Kabupaten/Kota, Mataram adalah satu daerah mendominasi angka positif virus corona mencapai 101 orang.

Oleh sebab itu, untuk memutus rantai Covid-19, tidak bisa hanya segelintir orang saja melainkan dibutuhkan kekutan pencegahan pentahelix yang merupakan konsep pembangunan, dimana unsur didalamnya ada akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.

“Di sini sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat, sinergitas semua elemen yang ada. Jika tidak demikian maka, wabah virus ini sulit dihentikan,” ungkapnya saat launching pencanangan PCBL, Rabu, 6 Mei 2020 di Pendopo Walikota Mataram.

Dia menjelaskan, PCBL ini akan diberlakukan untuk 325 Lingkungan. Dimana, setiap lingkungan dilengkapi 3 unit tempat cuci tangan, 3 unit thermogun, dan 300 Masker. Namun, tahap pertama ini, untuk Masker 300 setiap lingkungan, thermogun 1 buah, dan alat cuci tangan. “Kekurangan akan segera dilengkapi,” kata dia.

Disatu sisi, Walikota Mataram, H Ahyar Abduh mengaku saat sedang berikhtiar memutus rantai Covid-19, salah satu caranya yakni PCBL ini. “Saya berdoa, semoga masyarakat dijauhkan dari virus corona ini,”ujarnya.

Ahyar Abduh tidak menampik, kalau dari persentase yang terpapar virus diantara semua daerah di NTB, Kota Mataram terbanyak diangka101 orang. Hal ini tidak ada yang bisa perkirakan begitu cepat. Namun, akan bisa dikurangi bahkan di Nol kan ketika masyarakat bersatu dan patuhi imbauan pemerintah.

“Tidak pernah kita memperkirakan bahwa begitu cepat peningkatan angka itu. Kalau kita tidak segera melakukan sistem yang terstruktur dan masif maka akan lebih banyak lagi,” kata dia.

Ahyar Abduh menjelaskan bahwa yang di khawatirkan saat ini yakni transmiter lokal yang angkanya semakin meningkat, contoh di Panerage seorang Ibu-Ibu dinyatakan positif, begitu halnya di Pelembak. Sehingga, tim Satgas langsung melakukan rapid test terhadap masyarakat setempat radius 100 meter.

“Yang di Panerage, dari 37 orang di rapid test, 10 orang di antaranya reaktif sehingga langsung di isolasi,” tuturnya.

Dia menambahkan, saking seriusnya Kota Mataram menangani dan mencegah penyebaran Covid-19 itu, telah anggarkan Rp 135 Miliar untuk pencegahan serta dampak ekonomi masyarakat. Di mana, saat ini, sebanyak 70 ribu KK data penerima bantuan sumber APBD Kota Mataram, 45 ribu KK itu dari pemerintah pusat, sedangkan 5000 KK lebih dari JPS Gemilang Provinsi.

“Kuncinya saat ini adalah dukungan masyarakat, jika tidak demikian, maka tidak ada artinya langkah ini. Dibutuhkan partisipasi masyarakat, para tokoh, pemuda. Mari bersama dan bersatu lawan Covid-19, ikuti dan patuhi imbauan pemerintah untuk kebaikan bersama,” tutupnya.

Usai memberikan sambutan, Walikota Mataram Ahyar Abduh menyerahkan alat kelengkapan PCBL kepada para Kepala Lingkungan. (red)