KORANNTB.com – Kelangkaan solar terjadi di banyak SPBU di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di SPBU Gerung, Lombok Barat, antrean panjang truk mengantre membeli solar. Sementara di Kota Mataram, banyak SPBU kehabisan solar.

Pandangan yang hampir sama terjadi di SPBU Lenek, Lombok Timur. Solar yang cepat habis ditambah maraknya pembelian menggunakan jerigen membuat sopir truk mengeluh sering sekali kehabisan solar.

“(SPBU) Lenek sama Mamben lelet sekali ini. Nomor pengaduan tidak ada, padahal kelangkaan mulai saat pandemi Corona,” ujar sopir truk Jupriadi dihubungi dari Mataram, Senin, 31 Agustus 2020.

Ia mengatakan, akibat SPBU mengizinkan warga membeli solar menggunakan jerigen, sehingga solar cepat habis.

“Solar cepat sekali habis, paling-paling satu jam sudah habis,” ujarnya.

Ia mengaku sangat dirugikan, telah lama mengantre namun solar cepat habis. “Sangat merugikan kami, antre sampai 200 meter tapi cepat sekali habis,” ujarnya.

Sementara, Ketua DPD Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia (Gapeksindo) NTB, Bambang Muntoyo, telah banyak yang menerima keluhan dari sopir truk soal kelangkaan solar.

“Iya banyak yang mengeluh. Solar langka ini juga berdampak pada proses pembangunan fisik, karena banyak dump truk pengangkut material bangunan tidak bisa beroperasi karena bahan bakar limit,” kata Bambang Muntoyo.

Langkanya solar terlihat dalam antrian panjang truk di sejumlah SPBU di Mataram dan Lombok umumnya. Pemandangan ini menjadi lazim dan cukup mengganggu masyarakat lain yang hendak mengisi BBM .

Bambang menegaskan, sejumlah pengusaha jasa angkutan dan sopir berencana menggelar unjukrasa besar-besaran jika kondisi ini tidak diperhatikan.

“Mereka akan gelar demo besar akibat solar langka,” jelasnya.

Bambang Muntoyo mengatakan, AMSI akan bersikap dan meminta Pertamina untuk segera mengatasi krisis solar ini.

Sementara itu, Direktur Lombok Global Institute (Logis) M Fihiruddin menekankan, kelangkaam solar bisa merugikan sektor usaha dalam jangka panjang. Hal ini juga bisa berpengaruh pada program industrialisasi yang tengah digaungkan Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah.

“Jangan sampai karena solar langka, akhirnya banyak usaha yang merugi. Ini juga bisa berpengaruh ke program industrialisasi. Lha bagaimana mau industri kalau soal BBM saja ruwet dan langka,” tegasnya.

Ia berharap Dinas ESDM NTB juga mengatensi masalah ini. Setidaknya sebagai mitra Pertamina, Dinas terkait bisa meminta Pertamina bersikap dan bertindak cepat.

“Kelangkaan solar ini kan masalah lama, masak sampai sekarang tetap terjadi,” tegasnya. (red)

Foto: Penampakan warga membeli solar dengan jerigen di SPBU Lenek Lombok Timur