KORANNTB.com – Mahasiswa Universitas Islam Al-Azhar yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun akademik 2020/2021 di Aik Dewa, Pringgasela, Lombok Timur, mengajak masyarakat setempat mengubah sampah menjadi paving block.

Pendamping Lapangan Kelompok VI KKN Tematik UNIZAR tahun Akademik 2020/2021, Siti Nurul Hijah, mengatakan, inspirasi mengubah sampah menjadi bahan bernilai ekonomis itu muncul saat pelepasan mahasiswa KKN tanggal 12 Agustus 2021.

Saat itu lanjut Dosen Fakultas Teknik UNIZAR itu, para mahasiswa langsung melakukan kegiatan Clean up di Mata Air Aik Dewa dan melihat hasil sampah cukup banyak. Terlebih di lokasi itu ada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pemandian yang tentunya pasti banyak sampah organik dan unorganik.

“Berbekal kondisi, sehingga menginspirasi saya meminta Mahasiswa untuk melakukan pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik sekaligus mengedukasi masyarakat supaya memanfaatkan sampah menjadi bahan bernilai ekonomi tinggi,” katanya, Kamis 26 Agustus 2021.

Siti Nurul Hijah mengaku, sebagai pembimbing, melihat banyaknya sampah yang bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis, dirinya meminta mahasiswa teknik meneliti terkait kekuatan tekan paving block jika bahannya dari limbah unorganik dan  hasil ujinya telah selesai.

“Melihat kondisi di Desa Aik Dewa banyak sampah unorganik, maka saya meminta mahasiswa KKN untuk memberikan pelatihan kepada pemuda Aik Dewa mengubah sampah ini menjadi barang yang bernilai ekonomi lebih tinggi,” katanya.

Bagi Siti Nurul Hijah, ketika memberikan ide dan terobosan itu, minimal masyarakat setempat bisa membuat sendiri tanpa harus membeli, namun bisa dibuat menggunakan bahan yang sederhana.

“Ini upaya kami membantu Pemerintah Provinsi NTB dalam program zero waste karena metodenya sangat sederhana,” ujarnya.

Siti Nurul Hijah memaparkan kebutuhan untuk satu pembuatan paving block bahan plastik dengan dimensi 10cm x 20cm x 6cm  (nol persen pasir) di butuhkan 2 kg bahan baku limbah plastik yang belum dibakar, persentase 60 persen plastik: 40 persen pasir.

Adapun alat produksi yakni sekop, palu, sendok spesi, ember plastik, arko, gentong, pisau, kompor, ayakan pasir ukuran 0,5 dan alat press.

“Merubah sampah menjadi paving block ini merupakan program kerja Mahasiswa KKN. Selain mengubah unorganik menjadi paving block, mereka juga mengubah sampah organik menjadi pupuk. Kegiatan pelatihan kepada masyarakat akan digelar hari Minggu, 29 Agustus 2021,” ujarnya.

Siti Nurul Hijah menambahkan, sampah plastik dapat mencemari lingkungan tinggal masyarakat, ketika sampah tidak segera ditangani, maka bisa menyebabkan banjir dan merusak jalanan.

“Proses dan peralatannya tidak rumit
Metode yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi paving block sangat sederhana. Jadi satu paving block yang kami produksi menggunakan sampah plastik, dengan cara proses pembakaran dan pemasakan, setelah berbentuk adonan kami cetak dan kemudian kami rendam,” katanya.

Setelah proses pemilahan, selanjutnya sampah plastik tersebut dilebur dengan cara dibakar lalu dimasak. Alat yang digunakan antara lain alat pembakaran sampah dan alat masak dapur. Selain itu menambahkan oli bekas dan pasir sebagai pengikat adonan sampah tersebut.

Setelah sampah plastik yang dibakar cair secara merata mereka mencetaknya pada sebuah loyang agar cetakan dapat berbentuk simetris. Lalu “adonan” tersebut didinginkan dengan air dan didiamkan hingga mengeras dalam waktu beberapa jam. (red)